PROPOSAL
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL
PROGRAM
PENGARUH
GRAFITI PADA BAK TRUK TERHADAP ETIKA BERLALU LINTAS PENGENDARA RODA DUA DI
JALAN RAYA SOLO-YOGJAKARTA
BIDANG
KEGIATAN:
PKM PENELITIAN
Diusulkan
oleh:
1. Choriah
Hanayati (A210 140 137)
2. Unun
Naimah (A210 140 141)
3. Tri
Kusuma Ningtyas (A210 140 128)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015
BAB I
A.
LATAR
BELAKANG
Daerah Surakarta termasuk daerah yang
padat akan pengguna kendaraan, baik hari-hari biasa maupun hari besar.
Banyaknya kendaraan yang melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta sehingga sering
terjadi kemacetan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Salah satu
penyebabnya adalah kejenuhan para pengendara roda dua maupun pengendara roda
empat yang terjebak kemacetan.
Jalan raya yang sangat identik dengan
kata macet sehingga sering menimbulkan insiden menghilangnya nyawa seseorang
seperti kecelakaan. Sistem manajemen lalulintas yang kurang efektif terkadang
menjadi penyebab utamanya.
Pelanggaran terhadap aturan lalu lintas
di jalan raya dapat diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku karena
melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Dalam Pasal 105
dijelaskan bahwa setiap orang yang menggunakan jalan diwajibkan berperilaku
tertib serta mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan
keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan
kerusakan jalan.
Bak truk berupa kotak tertutup dan
berpintu. Bak truk telah menjelma tidak saja menjadi alat transportasi namun
juga media berkomunikasi visual. Bak truk menjadi media untuk menulisan pesan
penulis atau sopir yang geram akan pengendara roda dua yang sering ugal-ugalan
dijalan.
Kurangnya penyuluhan atau sosialisasi
mengenai pentingnya mematuhi etika berkendara di jalan raya juga menjadi faktor
pemicu kecelakaan, sehingga untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan,
sopir-sopir kendaraan roda empat utamanya sopir truk membuat inisiatif pada
kendaraan mereka masing-masing seperti contoh membuat grafiti, pesan keresahan
para sopir, dan sindiran yang menyadarkan bagi pengendara kendaraan roda dua
yang melintasi truk dan atau melihat grafiti di jalan raya.
Selain sebagai alat transportasi, truk
juga bisa beralih sebagai media penyalur ekspresi, media kreasi para pengguna.
Seiring perkembangannya, terkadang grafiti dibuat untuk hal-hal yang bersifat
memancing emosi pengguna jalan yang lainnya, yang mana bisa mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas akibat emosi dan konsentrasi yang terarah pada grafiti
bak truk tersebut.
Grafiti pada truk biasanya identik
dengan tulisan-tulisan yang berbobot, seperti pesan moral, coretan motivasi,
seperti contoh “NGEBUT adalah IBADAH, semakin NGEBUT semakin DEKAT dengan
TUHAN” artinya memberi pesan moral bahwa berkendara sebaiknya mematuhi lalu
lintas yang ada agar tidak terjadi kecelakaan. Terkadang sopir juga iseng
menulis grafiti yang tidak ada pesan moral, bahkan berdampak negatif bagi
pembaca, seperti contoh “Izinkan Aku Mendua”, dimana mengandung makna
negatif yaitu pengendara dapat terkontaminasi dengan perselingkuhan.
Fungsi bahasa yang terpenting adalah
sebagai media penyampai informasi (Brown dan Yule, 1996:2). Usaha
memberitahukan sesuatu dapat melaui bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk tulisan
lebih efektif untuk menyampaikan sesuatu karena sekali diproduksi dapat
bertahan lama, bahkan dapat dibaca oleh generasi selanjutnya.
Grafiti yang berbobot memberi semangat
kepada penulis, sopir itu sendiri, dan pembaca betapa kerasnya kehidupan para
sopir, sehingga pembaca bisa bersyukur atas aktifitasnya yang tidak begitu
keras seperti sopir.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
deskripsi etika pengendara roda dua terhadap grafiti pada bak truk?
2. Bagaimana
dampak positif yang akan terjadi setelah pengendara membaca grafiti pada bak
truk?
3. Bagaimana
hubungan antara grafiti pada bak truk dengan etika berlalulintas?
4. Bagaimana
etika pengendara yang seharusnya dilakukan saat berkendara setelah membaca grafiti pada bak truk?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui
deskripsi etika pengendara roda dua terhadap grafiti pada bak truk.
2. Mengetahui
dampak positif yang terjadi setelah pengendara roda dua membaca grafiti pada
bak truk.
3. Mengetahui
hubungan antara grafiti pada bak truk terhadap etika berlalu lintas pengendara
roda dua.
4. Memahami
etika berkendara yang baik setelah membaca grafiti pada bak truk.
D.
MANFAAT
1.
Memahami etika
berlalu lintas yang benar.
2.
Memberikan
gambaran kepada pembaca tentang apa yang di bacanya di bak truk yang positif
mengenai maksud grafiti yang di tulis oleh penulis.
3.
Memberi
pengertian positif terhadap penulis mengenai grafiti yang kurang bermanfaat
sehingga membuka pikiran penulis agar menyadari tulisannya yang kurang pas untuk
di publikasikan.
4.
Pesan yang di
tulis penulis dengan konsep positif dan berbobot, sehingga sangat membantu
ketertiban berkendara dan memunculkan etika berkendara.
E.
LUARAN
1. Pembaca
atau pengendara roda dua lebih memahami arti pentingnya tertib berlalu lintas.
2. Penulis
dapat menyampaikan pesan dan keluh kesahnya.
3. Penulis
dapat mengekspresikan seni di tempat yang tepat.
4. Grafiti
tersebut sebagai media ekspresi diri untuk menghibur pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kajian
Teori
1. Definisi
Bahasa
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia
makna dengan dunia bunyi. Lalu, sebagai penghubung di antara keduni itu, bahasa
dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen leksikon, kompponen gramatika,
dan komponen fonologi (Chaer,2009:1).
2. Pengertian
bak truk
Bak truk adalah mobil besar dengan bak besar
dibelakang atau biasanya untuk mengangkut barang (www.artikata.com/arti-355178-truk.html).
Bak truk berupa kotak tertutup dan berpintu. Bak
truk telah menjelma tidak saja menjadi alat transportasi namun juga media
komunikasi visual seiring dengan semakin banyaknya iklan yang memanfaatkan
media ini dalam mempromosikan suatu produk. Namun perjalanan bak truk menjadi
media promosi diawali oleh grafiti bahasa yang memanfaatkan bak truk yang
semula kosong di sisi kanan, kiri maupun belakang truk. Ungkapan bahasa banyak
dipakai sebagai objek untuk menghias bak truknya.
3. Etika
Berlalu Lintas
Etika dalam Berkendara
Menurut Ramali dan Pamuncak, etika adalah pengetahuan
tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.
Menurut H. A. Mustafa, etika adalah ilmu yang
menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Etika dan hukum ada kaitannya jika etika tersebut
tidak ada pada peraturan yang dibuat, pengertian hukum tersebut
adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang dibuat oleh
badan-badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat
diambilnya tindakan hukum (J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto).
Etika
adalah sebuah cabang
filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Sebagai
cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat
nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu. Etika adalah sebuah refleksi kritis
dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam
sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai
kelompok (Salam, 2007 : 1).
Pengertian etika dari ilmuwan lainnya yaitu Magnis
Suseno dalam Salam (2007 : 1) bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah
ajaran. Yang memberi kita norma tentang
bagaimana kita harus hidup adalah moralitas. Sedangkan etika
justru hanya melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut.
Atau bisa juga dikatakan bahwa moralitas
adalah petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus
hidup. Sedangkan etika adalah perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan
rasional ajaran moral yang siap pakai itu. Keduanya mempunyai fungsi sama,
yaitu memberi orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup
ini.
4. Kendaraan
Bermotor
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan
oleh peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi
darat. Berdasarkan Undang-Undang Nomor
14 tahun 1992 yang dimaksud dengan peralatan teknik dapat berupa motor atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi
tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan. Kendaraan
bermotor termasuk juga kereta gandengan atau kereta tempelan yang dirangkaikan
dengan kendaraan bermotor sebagai penariknya. Pada umumnya kendaraan bermotor
menggunakan mesin pembakaran dalam, namun mesin listrik dan mesin lainnya juga
dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan diatas
jalanan.
5. Pengendara
Kendaraan Bermotor
Pengendara disebut juga sebagai pengemudi. Pengemudi
yaitu orang yang mengemudikan kendaraan bermotor. Pengemudi yang baik merupakan
orang yang sudah mengembangkan kemampuan dasar mengemudi, kebiasaan mengemudi,
kondisi yang tepat, dan penilaian suara yang baik serta sehat mental dan
jasmani. Sebuah sikap tanggung jawab dan kehati-hatian merupakan hal yang
paling penting. Sikap kehati-hatian pengemudi akan melakukan hal yang tepat
atau mengambil tindakan pencegahan yang aman dan tepat. Batas keselamatan harus dijaga dan
pemberian kelonggaran dibuat untuk menghindari kecelakaan. Kecelakaan banyak
terjadi pada umur 15 hingga 24 tahun dibanding yang lain. Pengemudi yang paling
aman adalah orang berumur 65 hingga 74 tahun. Studi Tentang Perilaku Pengendara
Kendaraan Bermotor (Dini Anggraini : 15).
6. Lalu
Lintas
Lalu Lintas Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan, lalu lintas adalah gerak kendaraan,
orang dan hewan di jalan. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu
lintas umum. Kendaraan adalah satu alat yang dapat bergerak di jalan,
terdiri dari kendaraan bermotor atau
kendaraan tidak bermotor.
Dalam pengertian umum (Kamus Bahasa Indonesia,
1996:151) bahwa lalu lintas adalah perhubungan antara suatu tempat dengan
tempat yang lain. Menurut Barutrisno (1974:4), lalu lintas adalah gerak pindah
manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan atau tanpa alat penggerak
dan menggunakan ruang gerak yang disebut jalan.
7. Perilaku
dalam Berkendara
Tingkat kesadaran hukum masyarakat
pemakai jalan dapat diukur dari kemampuan dan daya serap tiap individu dan
bagaimana penerapannya di jalan raya (Naning, 1982 : 12). Berfungsinya hukum secara efektif tergantung dari kondisi
perundang-undangan lalu lintas yang berlaku, kemampuan aparat penegak hukum
dalam melakukan penindakan-penindakan, fasilitas-fasilitas lalu lintas yang
disediakan dan kondisi masyarakat pemakai jalan. Apabila hal-hal tersebut
dinilai baik, maka hukum sebagaimana dimaksud dapat berfungsi secara efektif
dan efisien, sehingga lingkup penugasan yang diberikan dapat terjangkau secara
memadai.
B.
Penelitian
yang Relevan
Tingkat kesadaran hukum masyarakat pemakai jalan
dapat diukur dari
kemampuan dan daya serap tiap individu dan bagaimana penerapannya di
jalan raya (Naning, 1982 : 12). Berfungsinya hukum secara efektif tergantung
dari kondisi perundang-undangan lalu lintas yang berlaku, kemampuan aparat
penegak hukum dalam melakukan penindakan-penindakan, fasilitas-fasilitas lalu
lintas yang disediakan dan kondisi masyarakat pemakai jalan. Apabila hal-hal
tersebut dinilai baik, maka hukum sebagaimana dimaksud dapat berfungsi secara
efektif dan efisien, sehingga lingkup penugasan yang diberikan dapat terjangkau
secara memadai.
Menurut Obed Bima Wicandra (2007) berjudul ”Representasi
perempuan pada lukisan di bak truk” mengatakan bahwa truk yang melintas di
jalanan sebagian besar kota di Indonesia yang memiliki keunikan dengan melukis
bagian belakang truk, yaitu bagian baknya juga memiliki nilai ”hiburan”
sendiri. Memiliki nilai ”hiburan”, karena lukisan di bak truk sering memancing
emosi, entah itu senyuman atau justru sinis akibat dari visualisasi lukisan di
bak truk tersebut. Kalimat yang bernada lugas nan erotik sering tergambarkan
dengan jelas diiringi dengan objek gambar figur perempuan dengan berpakaian
lengkap maupun minim. Jalanan benar-benar menjadi etalase, karena salah satunya
datang dari visualitas bak truk yang ikut berkepentingan dalam lalu lintas
jalan.
Menurut Novita Candra Dewi (2013) berjudul “Analisis
Tindak Tutur Tidak Langsung Literal Dalam Film DEATNOTE Movie” mengatakan
bahwa makna dalam bahasa dibahas dalam ilmu sematik. Namun terkadang pemahaman
secra gramatikal dan leksial saja belum cukup untuk menangkap makna dalam
komunikasi karena komunikasi mempunyai unsur ekstrinsik. Motif dan tujuan
seseorang menggunakan suatu gaya bahasa. Hal-hal yang tidak tercantum dalam
atura gramatikal seperti siapa lawan bicara, dimana ia berbicara, kapan ia
berbicara, sangat mempengaruhi penggunaan gaya bahasa seseorang.
Menurut Dini Anggraini (2013) berjudul “Studi
Tentang Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor di Kota Samarinda”
mengatakan berbagai pihak memperkirakan jika tidak ada langkah cerdas dan sistematis dalam mengantisipasinya, maka
nasib Samarinda akan sama seperti Jakarta
dalam hal kemacetan lalu lintas. Masalah kemacetan sudah menjadi dinamika di
Samarinda, dan jika tidak segera diatasi maka masalah itu akan terus berlanjut
hingga menjadi sebuah permasalahan yang sangat kompleks sebab tidak hanya
mengganggu aktivitas masyarakat tetapi juga sektor lainnya. Kondisi jalan yang
rusak dapat menghambat kelancaran lalu lintas di jalan. Banyak ruas jalan di
Samarinda yang mengalami kerusakan namun belum ada perbaikan dari pihak
pemerintah. Seperti yang terdapat di beberapa ruas jalan disekitar pelabuhan
Samarinda. Kerusakan jalan dikaitkan sebagai faktor yang menyebabkan pengendara
kendaraan bermotor melanggar aturan lalu lintas. Pelanggaran terhadap aturan
lalu lintas di jalan raya dapat diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku
karena melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Dalam
Pasal 105 dijelaskan bahwa setiap orang yang menggunakan jalan diwajibkan
berperilaku tertib serta mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan
keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat
menimbulkan kerusakan jalan.
Menurut DR. Eko Soponyono, dkk (2013) berjudul “Perilaku
Masyarakat Terhadap Hukum dalam Berlalu-lintas” mengatakan peningkatan
jumlah kendaraan bermotor di Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap masalah
lalu lintas secara umum, sebagai contoh peningkatan jumlah kendaraan bermotor
pada tahun 2000 yakni 24.671.330 dan pada tahun 2003 barjumlah 32.774.299 atau
meningkat sebanyak 8.100.594 kendaraan, dimana peningkatan ini tidak diimbangi
dengan penambahan panjang jalan yang memadai.
Menurut Chika Olviani dan Harus Laksana Guntur
(2014) berjudul “Analisa kenyamanan kendaraan Roda Dua dengan Pemodelan
Pengendara sebagai Sisitem Multi D.O.F”
mengatakan ketidak efisienan sarana angkutan umum dan waktu perjalanan
yang tidak dapat diprediksikan, menjadi salah satu penyebab meningkatnya
kepemilikan sepeda motor. Tetapi beberapa akhir tahun ini fungsi sepeda motor
pun tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi jarak dekat, namun digunakan
untuk keperlun mudik (pulang kampung). Dimana jarak yang ditempuh bisa mencapai
ratusan kilometer. Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan kestabilan
kendaraan, salah satunya adalah getaran yang disebabkan oleh kondisi permukaan
jalan yang tidak merata. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan desain
suspensi yang baik untuk mereduksi energi yang ditransfer ke pengendara (sprung
mass). Ketidaknyamanan akibat mengendarai sepeda motor dalam waktu yang lama
menimbulkan kelelahan yang bisa berakibat fatal pada pengendara berupa
kecelakaan.
Menurut Mulyani Nursita Dewi (2014) berjudul “Tindak
Tutur pada Ungkapan Bak Truk di Sepanjang Jalan Ringroad Solo- Sragen”
mengatakan Bahasa sebagai alat komunikasi, memegang peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan
berbicara mengenai apa saja. Bahasa sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep ataupun perasaan. Dalam ilmu dan teknologi bahasa berfungsi sebagai
sasaran untuk berkomunikasi.
C.
Hasil
dan Pembahasan
Grafiti pada bak truk yang melintasi
jalan raya Solo-Yogjakarta ternyata tidak mengganggu konsentrasi ataupun
kenyamanan pengendara roda dua saat berkendara, karena 14 responden dari 20
sampel mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang ada pada bak truk tersebut dinilai
sebagai peringatan berkendara sekaligus hiburan semata.
Grafiti pada bak truk ternyata sangat
berpengaruh terhadap etika berkendara, karena jawaban dari 16 responden dari 20
sampel mengatakan bahwa grafiti pada bak truk (positif) memiliki arti sebagai
pengingat saat berkendara ketika akan mendahului kendaraan lain, untuk
berhati-hati serta sabar serta tertib berlalu lintas saat berkendara agar aman,
selamat sampai tujuan.
Grafiti yang ada di bak truk
memperingatkan para pengendara roda dua agar menjaga jarak dengan kendaraan lainnya
dan berhati-hati pada saat di jalan raya supaya selamat sampai tujuan dan tidak
terjadi kecelakan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif.
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif. Sebab metode deskripstif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun
peristiwa pada masa sekarang. Subjek-subjek penelitian ini adalah supir truk
yang berada di jalan raya Solo-Yogjakarta dan pengendara roda dua yang
melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta.
B.
Objek
Penelitian/ Sumber Data
Objek penelitian ini adalah aspek-aspek supir truk
dan pengendara roda dua yang ada di jalan raya Solo-Yogjakarta. Sumber data
dalam penelitian ini meliputi responden dan dokumentasi. Responden terdiri dari
pengendara roda dua yang ada di daerah Surakarta.
C.
Waktu dan Tempat
Penelitian
Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama tiga
bulan. Mulai bulan Oktober 2015-Januari 2016. Tempat penelitian ini mengambil
lokasi di sepanjang jalan raya Solo-Yogjakarta.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik
yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama
(Maryadi dkk, 2010:14).
Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, kuesioner, dan
dokumentasi.
Teknik
observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur
yang tampak dalam
suatu gejala atau gejala-gejala
pada obyek penelitian (Nawawi dan Martini, 1992:74). Adanya observasi peneliti
dapat mengetahui pengaruh grafiti pada bak truk terhadap etika berkendara.
Angket atau
kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
persepsinya.
Kuesioner
(angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden
dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam
menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir
pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua,
butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim
digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap
pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk
menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya. Kuesioner yang kita
sebar sejumlah 20 bendel dan telah diisi oleh responden (pengendara roda dua)
yang terdisi dari mahasiswa dan umum.
Dokumentasi merupakan gambar yang
diambil oleh peneliti saat observasi. Dokumentasi
penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti
untuk memperkuat hasil penelitian. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumentel dari
seseorang (Sugiyono, 2013:240). Validitas
data penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi. Dokumnetasi dalam
penelitian ini dilaksanakan di jalan raya Solo-Yogjakarta.
Teknik triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Penelitian ini
menggunakan tiga macam triangulasi yaitu triangulasi sumber
data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data.
Trianggulasi sumber data adalah triangulasi yang digunakan untuk menguji
kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui
berbagai sumber. Triangulasi teknik adalah suatu alat untuk menguji kredibilitas
data dengan cara mengecek data yang sama namun dengan alat yang berbeda.
Triangulasi waktu yaitu triangulasi yang digunakan untuk menguji kredibilitas
data dengan waktu pengumpulan data yang berbeda.
E. Analisis
Data
Dalam penelitian ini digunakan analisis
data yang telah dikembangkan (Miles;Huberman,1992:20) menggunakan analisis
model interaktif dengan tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan
tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan
data
Pengumpulan data
yaitu data-data yang diperoleh dari aneka macam cara (observasi, wawancara,
dokumentasi, pita rekaman dan lain-lain) dikumpulkan kemudian direduksi atau
dipilah-pilah.
2. Reduksi
data
Diartikan
sebagai proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan,
pengabstarkan dan informasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan.
3. Penyajian
data
Sekumpulan informasi
yang telah tersusun secara terpadu dan sudah dipahami yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4. Penarikan
kesimpulan
Menarik
kesimpulan verifikasi dari berbagai temuan data yang diperoleh selama proses
penelitian berlangsung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
penelitianyang berjudul “Pengaruh Grafiti Pada Bak Truk Terhadap Etika Berlalu
Lintas Pengendara Roda Dua Di Jalan Raya Solo-Yogjakarta”. Berdasarkan
dokumentasi yang dilakukan, penelitian memperoleh data sebagai berikut:
a.

b.

c.

d.

Gambar tersebut diperoleh dari
pengambilan gambar di wilayah Solo (kawasan Pedaringan) pada hari Kamis, 26
November 2015 pukul 14.30 WIB.
Grafiti pada bak truk yang melintasi
jalan raya Solo-Yogjakarta ternyata tidak mengganggu konsentrasi ataupun
kenyamanan pengendara roda dua saat berkendara, karena 14 responden dari 20
sampel mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang ada pada bak truk tersebut dinilai
sebagai peringatan berkendara sekaligus hiburan semata.
Grafiti pada bak truk ternyata sangat
berpengaruh terhadap etika berkendara, karena jawaban dari 16 responden dari 20
sampel mengatakan bahwa grafiti pada bak truk (positif) memiliki arti sebagai
pengingat saat berkendara ketika akan mendahului kendaraan lain, untuk
berhati-hati serta sabar serta tertib berlalu lintas saat berkendara agar aman,
selamat sampai tujuan.
Grafiti yang ada di bak truk
memperingatkan para pengendara roda dua agar menjaga jarak dengan kendaraan lainnya
dan berhati-hati pada saat di jalan raya supaya selamat sampai tujuan dan tidak
terjadi kecelakan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Grafiti pada bak truk yang melintasi
jalan raya Solo-Yogjakarta ternyata tidak mengganggu konsentrasi ataupun
kenyamanan pengendara roda dua saat berkendara, karena 14 responden dari 20
sampel mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang ada pada bak truk tersebut dinilai
sebagai peringatan berkendara sekaligus hiburan semata.
Grafiti pada bak truk ternyata sangat
berpengaruh terhadap etika berkendara, karena jawaban dari 16 responden dari 20
sampel mengatakan bahwa grafiti pada bak truk (positif) memiliki arti sebagai
pengingat saat berkendara ketika akan mendahului kendaraan lain, untuk
berhati-hati serta sabar serta tertib berlalu lintas saat berkendara agar aman,
selamat sampai tujuan.
Grafiti yang ada di bak truk
memperingatkan para pengendara roda dua agar menjaga jarak dengan kendaraan lainnya
dan berhati-hati pada saat di jalan raya supaya selamat sampai tujuan dan tidak
terjadi kecelakan.
B.
Saran
2.
Bagi Pengendara
Roda Dua
Selama
berkendara diharap konsentrasi dan fokus di jalan.
3.
Bagi Supir Truk
Memberi grafiti di bak truk boleh-boleh saja asalkan
yang bermanfaat postif dan tidak mengganggu pengendara lain.