Senin, 28 Maret 2016

PROPOSAL PKM "PENGARUH GRAFITI PADA BAK TRUK TERHADAP ETIKA BERLALU LINTAS PENGENDARA RODA DUA DI JALAN RAYA SOLO-YOGJAKARTA








PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PENGARUH GRAFITI PADA BAK TRUK TERHADAP ETIKA BERLALU LINTAS PENGENDARA RODA DUA DI JALAN RAYA SOLO-YOGJAKARTA

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
               1. Choriah Hanayati          (A210 140 137) 
               2. Unun Naimah                 (A210 140 141)
               3. Tri Kusuma Ningtyas    (A210 140 128)




UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015
  




BAB I

A.           LATAR BELAKANG
Daerah Surakarta termasuk daerah yang padat akan pengguna kendaraan, baik hari-hari biasa maupun hari besar. Banyaknya kendaraan yang melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta sehingga sering terjadi kemacetan yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Salah satu penyebabnya adalah kejenuhan para pengendara roda dua maupun pengendara roda empat yang terjebak kemacetan.
Jalan raya yang sangat identik dengan kata macet sehingga sering menimbulkan insiden menghilangnya nyawa seseorang seperti kecelakaan. Sistem manajemen lalulintas yang kurang efektif terkadang menjadi penyebab utamanya.
Pelanggaran terhadap aturan lalu lintas di jalan raya dapat diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku karena melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Dalam Pasal 105 dijelaskan bahwa setiap orang yang menggunakan jalan diwajibkan berperilaku tertib serta mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan jalan.
Bak truk berupa kotak tertutup dan berpintu. Bak truk telah menjelma tidak saja menjadi alat transportasi namun juga media berkomunikasi visual. Bak truk menjadi media untuk menulisan pesan penulis atau sopir yang geram akan pengendara roda dua yang sering ugal-ugalan dijalan.
Kurangnya penyuluhan atau sosialisasi mengenai pentingnya mematuhi etika berkendara di jalan raya juga menjadi faktor pemicu kecelakaan, sehingga untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan, sopir-sopir kendaraan roda empat utamanya sopir truk membuat inisiatif pada kendaraan mereka masing-masing seperti contoh membuat grafiti, pesan keresahan para sopir, dan sindiran yang menyadarkan bagi pengendara kendaraan roda dua yang melintasi truk dan atau melihat grafiti di jalan raya.
Selain sebagai alat transportasi, truk juga bisa beralih sebagai media penyalur ekspresi, media kreasi para pengguna. Seiring perkembangannya, terkadang grafiti dibuat untuk hal-hal yang bersifat memancing emosi pengguna jalan yang lainnya, yang mana bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas akibat emosi dan konsentrasi yang terarah pada grafiti bak truk tersebut.
Grafiti pada truk biasanya identik dengan tulisan-tulisan yang berbobot, seperti pesan moral, coretan motivasi, seperti contoh “NGEBUT adalah IBADAH, semakin NGEBUT semakin DEKAT dengan TUHAN” artinya memberi pesan moral bahwa berkendara sebaiknya mematuhi lalu lintas yang ada agar tidak terjadi kecelakaan. Terkadang sopir juga iseng menulis grafiti yang tidak ada pesan moral, bahkan berdampak negatif bagi pembaca, seperti contoh “Izinkan Aku Mendua”, dimana mengandung makna negatif yaitu pengendara dapat terkontaminasi dengan perselingkuhan.
Fungsi bahasa yang terpenting adalah sebagai media penyampai informasi (Brown dan Yule, 1996:2). Usaha memberitahukan sesuatu dapat melaui bentuk lisan maupun tulisan. Bentuk tulisan lebih efektif untuk menyampaikan sesuatu karena sekali diproduksi dapat bertahan lama, bahkan dapat dibaca oleh generasi selanjutnya.
Grafiti yang berbobot memberi semangat kepada penulis, sopir itu sendiri, dan pembaca betapa kerasnya kehidupan para sopir, sehingga pembaca bisa bersyukur atas aktifitasnya yang tidak begitu keras seperti sopir.





B.            RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana deskripsi etika pengendara roda dua terhadap grafiti pada bak truk?
2.      Bagaimana dampak positif yang akan terjadi setelah pengendara membaca grafiti pada bak truk?
3.      Bagaimana hubungan antara grafiti pada bak truk dengan etika berlalulintas?
4.      Bagaimana etika pengendara yang seharusnya dilakukan saat berkendara  setelah membaca grafiti pada bak truk?

C.           TUJUAN
1.      Mengetahui deskripsi etika pengendara roda dua terhadap grafiti pada bak truk.
2.      Mengetahui dampak positif yang terjadi setelah pengendara roda dua membaca grafiti pada bak truk.
3.      Mengetahui hubungan antara grafiti pada bak truk terhadap etika berlalu lintas pengendara roda dua.
4.      Memahami etika berkendara yang baik setelah membaca grafiti pada bak truk.

D.           MANFAAT
1.      Memahami etika berlalu lintas yang benar.
2.      Memberikan gambaran kepada pembaca tentang apa yang di bacanya di bak truk yang positif mengenai maksud grafiti yang di tulis oleh penulis.
3.      Memberi pengertian positif terhadap penulis mengenai grafiti yang kurang bermanfaat sehingga membuka pikiran penulis agar menyadari tulisannya yang kurang pas untuk di publikasikan.
4.      Pesan yang di tulis penulis dengan konsep positif dan berbobot, sehingga sangat membantu ketertiban berkendara dan memunculkan etika berkendara.

E.            LUARAN
1.      Pembaca atau pengendara roda dua lebih memahami arti pentingnya tertib berlalu lintas.
2.      Penulis dapat menyampaikan pesan dan keluh kesahnya.
3.      Penulis dapat mengekspresikan seni di tempat yang tepat.
4.      Grafiti tersebut sebagai media ekspresi diri untuk menghibur pembaca.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.           Kajian Teori
1.      Definisi Bahasa
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan dunia makna dengan dunia bunyi. Lalu, sebagai penghubung di antara keduni itu, bahasa dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen leksikon, kompponen gramatika, dan komponen fonologi (Chaer,2009:1).
2.      Pengertian bak truk
Bak truk adalah mobil besar dengan bak besar dibelakang atau biasanya untuk mengangkut barang (www.artikata.com/arti-355178-truk.html).
Bak truk berupa kotak tertutup dan berpintu. Bak truk telah menjelma tidak saja menjadi alat transportasi namun juga media komunikasi visual seiring dengan semakin banyaknya iklan yang memanfaatkan media ini dalam mempromosikan suatu produk. Namun perjalanan bak truk menjadi media promosi diawali oleh grafiti bahasa yang memanfaatkan bak truk yang semula kosong di sisi kanan, kiri maupun belakang truk. Ungkapan bahasa banyak dipakai sebagai objek untuk menghias bak truknya.
3.      Etika Berlalu Lintas
Etika dalam Berkendara
Menurut Ramali dan Pamuncak, etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.
Menurut H. A. Mustafa, etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Etika dan hukum ada kaitannya jika etika tersebut tidak ada pada peraturan yang dibuat, pengertian hukum tersebut adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan hukum (J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto).
Etika  adalah  sebuah  cabang  filsafat  yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya. Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis dalam melihat nilai dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral itu. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok (Salam, 2007 : 1).
Pengertian etika dari ilmuwan lainnya yaitu Magnis Suseno dalam Salam (2007 : 1) bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Yang memberi  kita  norma tentang  bagaimana  kita  harus hidup adalah moralitas. Sedangkan etika justru hanya melakukan refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut. Atau bisa juga dikatakan bahwa moralitas  adalah petunjuk konkret yang siap pakai tentang bagaimana kita harus hidup. Sedangkan etika adalah perwujudan dan pengejawantahan secara kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu. Keduanya mempunyai fungsi sama, yaitu memberi orientasi bagaimana dan kemana kita harus melangkah dalam hidup ini.
4.      Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat.  Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 yang dimaksud dengan peralatan teknik dapat berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan. Kendaraan bermotor termasuk juga kereta gandengan atau kereta tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor sebagai penariknya. Pada umumnya kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam, namun mesin listrik dan mesin lainnya juga dapat digunakan. Kendaraan bermotor memiliki roda, dan biasanya berjalan diatas jalanan.
5.      Pengendara Kendaraan Bermotor
Pengendara disebut juga sebagai pengemudi. Pengemudi yaitu orang yang mengemudikan kendaraan bermotor. Pengemudi yang baik merupakan orang yang sudah mengembangkan kemampuan dasar mengemudi, kebiasaan mengemudi, kondisi yang tepat, dan penilaian suara yang baik serta sehat mental dan jasmani. Sebuah sikap tanggung jawab dan kehati-hatian merupakan hal yang paling penting. Sikap kehati-hatian pengemudi akan melakukan hal yang tepat atau mengambil  tindakan  pencegahan yang aman  dan tepat. Batas keselamatan harus dijaga dan pemberian kelonggaran dibuat untuk menghindari kecelakaan. Kecelakaan banyak terjadi pada umur 15 hingga 24 tahun dibanding yang lain. Pengemudi yang paling aman adalah orang berumur 65 hingga 74 tahun. Studi Tentang Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor (Dini Anggraini : 15).
6.      Lalu Lintas
Lalu Lintas Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan angkutan jalan, lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang dan hewan di jalan. Jalan adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Kendaraan adalah satu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri  dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor.
Dalam pengertian umum (Kamus Bahasa Indonesia, 1996:151) bahwa lalu lintas adalah perhubungan antara suatu tempat dengan tempat yang lain. Menurut Barutrisno (1974:4), lalu lintas adalah gerak pindah manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan atau tanpa alat penggerak dan menggunakan ruang gerak yang disebut jalan.
7.      Perilaku dalam Berkendara
Tingkat kesadaran hukum masyarakat pemakai jalan dapat diukur dari kemampuan dan daya serap tiap individu dan bagaimana penerapannya di jalan raya (Naning, 1982 : 12). Berfungsinya  hukum secara efektif tergantung dari kondisi perundang-undangan lalu lintas yang berlaku, kemampuan aparat penegak hukum dalam melakukan penindakan-penindakan, fasilitas-fasilitas lalu lintas yang disediakan dan kondisi masyarakat pemakai jalan. Apabila hal-hal tersebut dinilai baik, maka hukum sebagaimana dimaksud dapat berfungsi secara efektif dan efisien, sehingga lingkup penugasan yang diberikan dapat terjangkau secara memadai.
B.            Penelitian yang Relevan
Tingkat kesadaran hukum masyarakat pemakai  jalan  dapat  diukur  dari  kemampuan dan daya serap tiap individu dan bagaimana penerapannya di jalan raya (Naning, 1982 : 12). Berfungsinya hukum secara efektif tergantung dari kondisi perundang-undangan lalu lintas yang berlaku, kemampuan aparat penegak hukum dalam melakukan penindakan-penindakan, fasilitas-fasilitas lalu lintas yang disediakan dan kondisi masyarakat pemakai jalan. Apabila hal-hal tersebut dinilai baik, maka hukum sebagaimana dimaksud dapat berfungsi secara efektif dan efisien, sehingga lingkup penugasan yang diberikan dapat terjangkau secara memadai.
Menurut Obed Bima Wicandra (2007) berjudul ”Representasi perempuan pada lukisan di bak truk” mengatakan bahwa truk yang melintas di jalanan sebagian besar kota di Indonesia yang memiliki keunikan dengan melukis bagian belakang truk, yaitu bagian baknya juga memiliki nilai ”hiburan” sendiri. Memiliki nilai ”hiburan”, karena lukisan di bak truk sering memancing emosi, entah itu senyuman atau justru sinis akibat dari visualisasi lukisan di bak truk tersebut. Kalimat yang bernada lugas nan erotik sering tergambarkan dengan jelas diiringi dengan objek gambar figur perempuan dengan berpakaian lengkap maupun minim. Jalanan benar-benar menjadi etalase, karena salah satunya datang dari visualitas bak truk yang ikut berkepentingan dalam lalu lintas jalan.
Menurut Novita Candra Dewi (2013) berjudul “Analisis Tindak Tutur Tidak Langsung Literal Dalam Film DEATNOTE Movie” mengatakan bahwa makna dalam bahasa dibahas dalam ilmu sematik. Namun terkadang pemahaman secra gramatikal dan leksial saja belum cukup untuk menangkap makna dalam komunikasi karena komunikasi mempunyai unsur ekstrinsik. Motif dan tujuan seseorang menggunakan suatu gaya bahasa. Hal-hal yang tidak tercantum dalam atura gramatikal seperti siapa lawan bicara, dimana ia berbicara, kapan ia berbicara, sangat mempengaruhi penggunaan gaya bahasa seseorang.
Menurut Dini Anggraini (2013) berjudul “Studi Tentang Perilaku Pengendara Kendaraan Bermotor di Kota Samarinda” mengatakan berbagai pihak memperkirakan jika tidak ada langkah cerdas  dan sistematis dalam mengantisipasinya, maka nasib Samarinda akan sama seperti  Jakarta dalam hal kemacetan lalu lintas. Masalah kemacetan sudah menjadi dinamika di Samarinda, dan jika tidak segera diatasi maka masalah itu akan terus berlanjut hingga menjadi sebuah permasalahan yang sangat kompleks sebab tidak hanya mengganggu aktivitas masyarakat tetapi juga sektor lainnya. Kondisi jalan yang rusak dapat menghambat kelancaran lalu lintas di jalan. Banyak ruas jalan di Samarinda yang mengalami kerusakan namun belum ada perbaikan dari pihak pemerintah. Seperti yang terdapat di beberapa ruas jalan disekitar pelabuhan Samarinda. Kerusakan jalan dikaitkan sebagai faktor yang menyebabkan pengendara kendaraan bermotor melanggar aturan lalu lintas. Pelanggaran terhadap aturan lalu lintas di jalan raya dapat diberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku karena melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009. Dalam Pasal 105 dijelaskan bahwa setiap orang yang menggunakan jalan diwajibkan berperilaku tertib serta mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan jalan.
Menurut DR. Eko Soponyono, dkk (2013) berjudul “Perilaku Masyarakat Terhadap Hukum dalam Berlalu-lintas” mengatakan peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia juga sangat berpengaruh terhadap masalah lalu lintas secara umum, sebagai contoh peningkatan jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2000 yakni 24.671.330 dan pada tahun 2003 barjumlah 32.774.299 atau meningkat sebanyak 8.100.594 kendaraan, dimana peningkatan ini tidak diimbangi dengan penambahan panjang jalan yang memadai.
Menurut Chika Olviani dan Harus Laksana Guntur (2014) berjudul “Analisa kenyamanan kendaraan Roda Dua dengan Pemodelan Pengendara sebagai Sisitem Multi D.O.F”  mengatakan ketidak efisienan sarana angkutan umum dan waktu perjalanan yang tidak dapat diprediksikan, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kepemilikan sepeda motor. Tetapi beberapa akhir tahun ini fungsi sepeda motor pun tidak hanya digunakan sebagai alat transportasi jarak dekat, namun digunakan untuk keperlun mudik (pulang kampung). Dimana jarak yang ditempuh bisa mencapai ratusan kilometer. Banyak faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan kestabilan kendaraan, salah satunya adalah getaran yang disebabkan oleh kondisi permukaan jalan yang tidak merata. Untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan desain suspensi yang baik untuk mereduksi energi yang ditransfer ke pengendara (sprung mass). Ketidaknyamanan akibat mengendarai sepeda motor dalam waktu yang lama menimbulkan kelelahan yang bisa berakibat fatal pada pengendara berupa kecelakaan.
Menurut Mulyani Nursita Dewi (2014) berjudul “Tindak Tutur pada Ungkapan Bak Truk di Sepanjang Jalan Ringroad Solo- Sragen” mengatakan Bahasa sebagai alat komunikasi, memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dan berbicara mengenai apa saja. Bahasa sebagai alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep ataupun perasaan. Dalam ilmu dan teknologi bahasa berfungsi sebagai sasaran untuk berkomunikasi.

C.           Hasil dan Pembahasan
Grafiti pada bak truk yang melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta ternyata tidak mengganggu konsentrasi ataupun kenyamanan pengendara roda dua saat berkendara, karena 14 responden dari 20 sampel mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang ada pada bak truk tersebut dinilai sebagai peringatan berkendara sekaligus hiburan semata.
Grafiti pada bak truk ternyata sangat berpengaruh terhadap etika berkendara, karena jawaban dari 16 responden dari 20 sampel mengatakan bahwa grafiti pada bak truk (positif) memiliki arti sebagai pengingat saat berkendara ketika akan mendahului kendaraan lain, untuk berhati-hati serta sabar serta tertib berlalu lintas saat berkendara agar aman, selamat sampai tujuan.
Grafiti yang ada di bak truk memperingatkan para pengendara roda dua agar menjaga jarak dengan kendaraan lainnya dan berhati-hati pada saat di jalan raya supaya selamat sampai tujuan dan tidak terjadi kecelakan.







BAB  III
METODE PENELITIAN

A.           Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian ini  merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sebab metode deskripstif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, objek, kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Subjek-subjek penelitian ini adalah supir truk yang berada di jalan raya Solo-Yogjakarta dan pengendara roda dua yang melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta.
B.            Objek Penelitian/ Sumber Data
Objek penelitian ini adalah aspek-aspek supir truk dan pengendara roda dua yang ada di jalan raya Solo-Yogjakarta. Sumber data dalam penelitian ini meliputi responden dan dokumentasi. Responden terdiri dari pengendara roda dua yang ada di daerah Surakarta.
C.            Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama tiga bulan. Mulai bulan Oktober 2015-Januari 2016. Tempat penelitian ini mengambil lokasi di sepanjang jalan raya Solo-Yogjakarta.
D.           Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama (Maryadi  dkk,  2010:14).  Teknik  pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, kuesioner, dan dokumentasi.
Teknik observasi adalah pengamatan dan  pencatatan  secara  sistematik terhadap  unsur-unsur  yang  tampak  dalam  suatu  gejala atau gejala-gejala pada obyek penelitian (Nawawi dan Martini, 1992:74). Adanya observasi peneliti dapat mengetahui pengaruh grafiti pada bak truk terhadap etika berkendara.
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sutopo, 2006: 82). Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan persepsinya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sutopo, 2006: 87). Karena angket dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Pertama, sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian. Kedua, butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan ketiga, untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya. Kuesioner yang kita sebar sejumlah 20 bendel dan telah diisi oleh responden (pengendara roda dua) yang terdisi dari mahasiswa dan umum.
Dokumentasi merupakan gambar yang diambil  oleh  peneliti saat observasi. Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh  peneliti  untuk memperkuat  hasil  penelitian. Dokumen  bisa  berbentuk  tulisan,  gambar, atau karya-karya monumentel dari seseorang (Sugiyono, 2013:240). Validitas  data  penelitian ini menggunakan teknik  triangulasi. Dokumnetasi dalam penelitian ini dilaksanakan di jalan raya Solo-Yogjakarta.
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Penelitian  ini  menggunakan  tiga  macam triangulasi yaitu triangulasi sumber data, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data. Trianggulasi sumber data adalah triangulasi yang digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber. Triangulasi teknik adalah suatu alat untuk menguji  kredibilitas  data dengan cara mengecek data yang sama namun dengan alat yang berbeda. Triangulasi waktu yaitu triangulasi yang digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan waktu pengumpulan data yang berbeda.
E.     Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan analisis data yang telah dikembangkan (Miles;Huberman,1992:20) menggunakan analisis model interaktif dengan tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Pengumpulan data
Pengumpulan data yaitu data-data yang diperoleh dari aneka macam cara (observasi, wawancara, dokumentasi, pita rekaman dan lain-lain) dikumpulkan kemudian direduksi atau dipilah-pilah.
2.      Reduksi data
Diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstarkan dan informasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.
3.      Penyajian data
Sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu dan sudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
4.      Penarikan kesimpulan
Menarik kesimpulan verifikasi dari berbagai temuan data yang diperoleh selama proses penelitian berlangsung.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitianyang berjudul “Pengaruh Grafiti Pada Bak Truk Terhadap Etika Berlalu Lintas Pengendara Roda Dua Di Jalan Raya Solo-Yogjakarta”. Berdasarkan dokumentasi yang dilakukan, penelitian memperoleh data sebagai berikut:

a.        



b.       




c.        
            

d.       
Gambar tersebut diperoleh dari pengambilan gambar di wilayah Solo (kawasan Pedaringan) pada hari Kamis, 26 November 2015 pukul 14.30 WIB.
Grafiti pada bak truk yang melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta ternyata tidak mengganggu konsentrasi ataupun kenyamanan pengendara roda dua saat berkendara, karena 14 responden dari 20 sampel mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang ada pada bak truk tersebut dinilai sebagai peringatan berkendara sekaligus hiburan semata.
Grafiti pada bak truk ternyata sangat berpengaruh terhadap etika berkendara, karena jawaban dari 16 responden dari 20 sampel mengatakan bahwa grafiti pada bak truk (positif) memiliki arti sebagai pengingat saat berkendara ketika akan mendahului kendaraan lain, untuk berhati-hati serta sabar serta tertib berlalu lintas saat berkendara agar aman, selamat sampai tujuan.
Grafiti yang ada di bak truk memperingatkan para pengendara roda dua agar menjaga jarak dengan kendaraan lainnya dan berhati-hati pada saat di jalan raya supaya selamat sampai tujuan dan tidak terjadi kecelakan.


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Grafiti pada bak truk yang melintasi jalan raya Solo-Yogjakarta ternyata tidak mengganggu konsentrasi ataupun kenyamanan pengendara roda dua saat berkendara, karena 14 responden dari 20 sampel mengatakan bahwa tulisan-tulisan yang ada pada bak truk tersebut dinilai sebagai peringatan berkendara sekaligus hiburan semata.
Grafiti pada bak truk ternyata sangat berpengaruh terhadap etika berkendara, karena jawaban dari 16 responden dari 20 sampel mengatakan bahwa grafiti pada bak truk (positif) memiliki arti sebagai pengingat saat berkendara ketika akan mendahului kendaraan lain, untuk berhati-hati serta sabar serta tertib berlalu lintas saat berkendara agar aman, selamat sampai tujuan.
Grafiti yang ada di bak truk memperingatkan para pengendara roda dua agar menjaga jarak dengan kendaraan lainnya dan berhati-hati pada saat di jalan raya supaya selamat sampai tujuan dan tidak terjadi kecelakan.
B.     Saran
2.      Bagi Pengendara Roda Dua
Selama berkendara diharap konsentrasi dan fokus di jalan.
3.      Bagi Supir Truk
Memberi grafiti di bak truk boleh-boleh saja asalkan yang bermanfaat postif dan tidak mengganggu pengendara lain.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar