Prestasi
Belajar Mahasiswa dalam Dimensi Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Akuntansi dan Motivasi Belajar
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional menurut UU
nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Himpunan Mahasiswa adalah organisasi
mahasiswa di tingkat jurusan atau program studi di suatu perguruan tinggi.
Keberadaan himpunan mahasiswa haruslah berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk
mahasiswa. Himpunan mahasiswa jurusan atau program studi merupakan media bagi
anggotanya untuk mengembangkan pola pikir dan kepribadian yang berkaitan dengan
disiplin ilmunya agar siap terjun ke masyarakat. (Sumber Wikipedia).
Pada hakikatnya belajar menunjukkan
adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan diperoleh
keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar
tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi
belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.
Menurut Irwanto (1997:105) belajar
merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam
jangka waktu tertentu.
Prestasi belajar menurut Yaspir
Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah “hasil yang dicapai seorang
siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya.
Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang
telah dicapainya dalam belajar.”
Untuk menjadi mahasiswa sebagai
calon tenaga pendidik yang berkualitas, selain berprestasi dalam bidang
akademik maupun non akademik, perlu didukung pula memiliki lima kemampuan dasar
menurut Helmi dalam bukunya yang berjudul “Model Mahasiswa yang Berdaya Saing” yaitu
Intelegent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual
Quotient (SQ), Information and Technology (IT) dan English
Skill.
Organisasi berperan penting dalam
pengembangan softskill mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa secara aktif
dalam organisasi mampu meningkatkan kemampuan softskill. Kemampuan softskill
tersebut dibuktikan melalui peningkatan kecerdasan emosional (Emotional
Quetient/ EQ). Aktifitas mahasiswa dalam berorganisasi selain berpengaruh
terhadap perkembangan Intelegent Quotient (IQ), juga mempengaruhi tingkat
keceradasan secara emosional. Pengembangan EQ mahasiswa dapat dilakukan melalui
berbagai kegiatan intra maupun ekstra kampus. Sebagai contoh, keterlibatan dan
keaktifan mahasiswa dalam organisasi intra kampus dapat mengasah dan memotivasi
kemampuan bersosialisasi, baik antar pelaku pendidikan maupun lingkungan
sekitar dan kemudian dapat meningkatkan tingkat kecerdasan secara emosional.
IQ bukanlah satu-satunya faktor
penentu keberhasilan prestasi belajar seseorang. Ada faktor-faktor lain yang
turut andil mempengaruhi perkembangan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar antara lain sebagai berikut: 1) pengaruh pendidikan dan pembelajaran
unggul; 2) perkembangan dan pengukuran otak; dan 3) kecerdasan (intelegensi)
emosional (http://ditptksd.go.id, 2008).
Sementara itu, Sunarto (2009) mengungkapkan
bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan
mengklasifikasikannya menjadi dua bagian, yaitu: 1) faktor-faktor intern; dan
2) faktor-faktor ekstern.
Faktor-faktor intern, yakni
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi
prestasi belajarnya. Di antara faktor-faktor intern yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar seseorang adalah antara lain: 1) kecerdasan/intelegensi; 2)
bakat; 3) minat; 4) motivasi. Adapun faktor-faktor ekstern, yaitu faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari
luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor ini adalah antara
lain: 1) keadaan lingkungan keluarga; 2) keadaan lingkungan sekolah; dan 3)
keadaan lingkungan masyarakat (Sunarto, 2009).
Aktivis menurut
KBBI adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani,
pemuda, mahasiswa, wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau
berbagai kegiatan dl organisasinya; dalam dunia politik dan pemerintahan
artinya seseorang yg menggerakkan (demonstrasi dsb). Sedangkan aktivitas organisasi ialah serangkaian kegiatan dimana orang-orang
yang terlibat didalamnya memiliki tempat dan tujuan yang ingin dicapai bersama
demi kepentingan bersama pula.
Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten
semata-mata memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah
sarana yang efektif dalam meng-kader dirinya sendiri untuk ke depan,
dimana yang diharapkan ialah dengan aktif berorganisasi khususnya pada
organisasi Himpunan Mahasiswa program Studi Pendidikan Akuntansi, output
mahasiswa dapat memiliki prestasi belajar yang tisak hanya mengunggulkan IQ
saja, namun kecerdasan emosional yang baik agar dapat terimplementasi di dunia
kemasyarakatan.
Sering kali digambarkan bahwa
mahasiswa yang aktif berorganisasi tetapi memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) rendah, namun yang tidak aktif berorganisasi dapat mencapai nilai yang cumlaude,
hal itu tidak bisa diputuskan sepihak, karena banyak juga aktivis yang mendapat
nilai IPK cumlaude. Menurut Ulyatu Diniawati
(2010), hal itu kembali kepada masing-masing individu. Yang rugi adalah bukan
aktivis yang memperoleh IPK rendah, tetapi mahasiswa yang bukan aktivis yang
memperoleh IPK rendah.
Bertolak
dari paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tesebut
dalam sudul penelitian ”Prestasi
Belajar Mahasiswa dalam Dimensi Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Akuntansi dan Motivasi Belajar”.
B.
Identifikasi Masalah
Relevan dengan latar belakang
sebelumnya, maka masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
1.
Kajian-kajian
teoritis memperlihatkan bahwa dalam prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar mahasiswa.
2.
Faktor
keaktifan organisasi dan motivasi belajar terpilih sebagai faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, karena memiliki beberapa masalah urgen sebagai
berikut:
a.
Persentase
keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Akuntansi sangat sedikit, kecerdasan emosional sangat menunjang
prestasi belajar.
b.
Motivasi
belajar yang kurang optimal
c.
Perlunya
keseimbangan antara kecerdasan IQ dan EQ agar tercapai prestasi belajar.
C.
Batasan dan Rumusan Masalah
Seperti terlihat dalam identifikasi
masalah banyak kemungkinan hubungan yang dapat dipilih sebagai kajian
penelitian. Namun tidak semua hubungan dikaji, tetapi hanya keaktifan
organisasi dan motivasi belajar mahasiswa yang terpilih menjadi faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Untuk memperjelas hal tersebut, variabel-variabel dan
hubungan-hubungan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1.
Pengaruh
aktivitas organisasi secara parsial (mandiri) terhadap prestasi belajar.
2.
Pengaruh
motivasi belajar secara parsial (mandiri) terhadap prestasi belajar secara
parsial.
3.
Pengaruh
aktivitas organisasi dan motivasi belajar secara simultan (bersama) terhadap prestasi
belajar.
Sesuai dengan hubungan yang telah
dibatasi tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Apakah
aktivitas organisasi berpengaruh terhadap prestasi belajar?
2.
Apakah
motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar?
3.
Apakah
aktivitas organisasi dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar?
D.
Tugas dan Manfaat Penelitian
Tujuan
penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas, yakni:
1.
Menguji
pengaruh aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi terhadap prestasi
belajar.
2.
Menguji
pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar.
3.
Menguji
pengaruh aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar.
Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut:
1.
Membuktikan
wacana teoritis dalam ilmu perilaku organisasi dan manajemen sumber daya
manusia.
2.
Referensi
bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Landasan Teori
1.
Prestasi belajar
Prestasi belajar berasal dari kata
“Prestasi” dan “Belajar”. Menurut Sugono (2008), Prestasi merupakan hasil yang
telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Sedangkan pengertian
dari belajar menurut Syah (2010) adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Prestasi belajar menurut Gunarso (1993:
77), Winkel (1996:226), Harjati ( 2008: 43 ), Hetika ( 2008: 23 ), Asmara. 2009
: 11 ) adalah bukti keberhasilan seseorang setelah melakukan usaha-usaha
belajar yang lazimnya ditunjukkan dalam tes angka nilai untuk menunjukkan
pencapaian dalam hasil kerja yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan
pengetahuan dalam waktu tertentu.
2.
Aktivitas organisasi
Aktivis menurut
KBBI adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani,
pemuda, mahasiswa, wanita) yg bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau
berbagai kegiatan dl organisasinya; dalam dunia politik dan pemerintahan
artinya seseorang yg menggerakkan (demonstrasi dsb).
Keaktifan menurut Sugono (2008) berasal
dari kata “aktif” yang berarti kegiatan; kesibukan Sedangkan menurut Nurdiana
(2007), keaktifan merupakan suatu perilaku yang dapat dilihat dari keteraturan
dan keterlibatan seseorang untuk aktif dalam suatu kegiatan. Menurut Gibson,
dkk (1995), organisasi adalah suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri atas
setidaknya 2 orang yang berfungsi untuk mencapai tujuan umum. Pengertian
organisasi juga dikatakan oleh Thoha (2007) bahwa organisasi adalah
kolektivitas orang-orang yang bekerja sama secara sadar dan sengaja untuk
mencapai tujuan tertentu.
3.
Motivasi belajar
Menurut Sardiman (2001: 71) dan
Dalyono dalam buku Psikologi Pendidikan (2005: 55), motivasi berasal dari kata “motif”
yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif untuk melakukan
sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Sedang
menurut Sardiman (2003: 75), motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang
bersifat non-intelektual.peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
B.
Hipotesis
Mengingat
adanya tiga hubungan seperti pada kerangka konseptual di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini juga terdapat tiga buah, diantaranya:
1.
Hipotesis
pertama: Aktifitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi berpengaruh
positif terhadap prestasi belajar mahasiswa
2.
Hipotesis
kedua: Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
mahasiswa.
3.
Hipotesis
ketiga: Aktifitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi dan motivasi
belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.