Kamis, 03 Maret 2016

KALIMAT EFEKTIF

MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“KALIMAT EFEKTIF”

Pengampu: Ibu Ardiani Kusumaningrum, S.Pd, M.Pd









Disusun Oleh :

1.     Adi Sukoco                         ( A210140129 )
2.     David Andriyan                  ( A210140132 )
3.     Anindya Kusuma Putri       ( A210140133 )
4.     Muhammad Imron A.         ( A210140135 )
5.     Unun Naimah                     ( A210140141 )
6.     Very Rimba N.                    ( A210140151 )

Kelas D



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Permasalahan utama dalam penulisan karya tulis ilmiah yakni berkaitan dengan penulisan kalimat efektif. Dalam hal ini penulis harus memperhatikan susunan kalimat agar mudah dipahami oleh pembaca sehingga tidak menimbulkan multi tafsir atau salah pemahaman.
Dalam penggunaan kalimat efektif, baik secara lisan maupun tertulis harus memperhatikan struktur kalimatnya yaitu minimal terdiri atas S + P. Selain itu pemakaian bahasa yang efektif dituntut terutama dalam pemakaian bahasa secara resmi. Struktur kalimat bahasa Indonesia, yaitu S P O K/ Pelengkap. Apabila struktur tersebut tidak terpenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya kemudian disebut kalimat yang fragmentaris.
Misal:
(1)   Ita (kalimat fragmentaris)
(2)   Ita memasak (kalimat efektif tidak lengkap)
(3)   Ita memasak ayam goreng (kalimat efektif lengkap)
(4)   Ita memasak ayam goreng di dapur (kalimat efektif lengkap).

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian kalimat efektif?
2.      Apa saja ciri-ciri kalimat efektif?
3.      Apa saja syarat-syarat kalimat efektif?
4.      Apakah pengertian transformasi kalimat dan jenis-jenisnya?
5.      Apakah kalimat topik dan jenis-jenisnya?




C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui apakah pengertian kalimat efektif.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.
3.      Untuk mengetahui syarat-syarat kalimat efektif
4.      Menjelaskan pengertian transformasi kalimat dan jenis-jenisnya
5.      Menjelaskan kalimat topik
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Pengertian kalimat efektif menurut beberapa ahli:
1.      Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.      Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.      Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.      Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, baik ejaan dan tanda bacanya, sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

B.     CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Adapun ciri-ciri kalimat efektif antara lain:
1.      Kesatuan gagasan
Kalimat efektif hanya mengandung satu gagasan.
Contoh : melihat perkembangan penduduk RW 02 kampung Kedunggede yang semakin padat namun tidak didukung dengan kemampuan perekonomia yang cukup yang tanpa kita sadari bahwa peningkatan tersebut memerlukan sarana prasarana yang memadai.


Kalimat tersebut memiliki tiga gagasan:
a.       Perkembangan penduduk RW 02 kampung Kedunggede semakin padat.
b.      Perkembangan itu tidak didukung perekonomian yang cukup.
c.       Kita tidak menyadari bahwa perkembangan itu memerlukan sarana prasarana yang memadai.
Saran perbaikan kalimat tersebut:
Perkembangan penduduk RW 02 kampung Kedunggede semakin padat, tetapi tidak didukung oleh perekonomian yang cukup dan sarana prasarana yang memadai.

2.      Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan perlu diperhatikan hal – hal berikut:
a.       Kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Contoh: tidak diharapkan oleh bangsa manapun, tetapi kenyataannya kita harus dapat menerimanya dengan tabah.
( apa atau siapa yang tidak diharapkan oleh bangsa manapun?)
b.      Kata depan tidak berada di depan subjek.
Contoh: bagi semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi
(bagi di depan subjek).
c.       Konjungsi intra kalimat tidak dipakai didalam kalimat tunggal
Contoh: saksi tidak hadir. Sehingga persidangan ditunda minggu depan.
(sehingga diawal kalimat)
d.      Predikat tidak didahului konjungsi “yang”.
Contoh: supporter Timnas Indonesia yang mengenakan baju merah putih.
(yang didepan predikat)

e.       Subjek tidak ganda
Contoh: pertandingan ini saya mewakili wilayah Bekasi Barat.
(apa subjeknya: pertandingan ini atau saya?)

3.      Keparalelan (kesejajaran)
Kepararelan adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan didalam kalimat.
Contoh: Atika memetiki setangkai bunga (tidak paralel makna)
  Atika memetik setangkai bunga (paralel)

4.      Kehematan
Kehematan adalah kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan, yaitu tidak mengulang subyek, tidak memakai bentuk superordinat, tidak menggunakan kata bersinonim, dan tidak menjamak kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh: Tetangga saya membeli mobil BMW (tidak hemat)
  Tetangga saya membeli BMW (hemat)

5.      Kelogisan
Kalimat dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh: Waktu dan tempat kami persilakan (tidak logis)
Bapak Sudirman, selaku ketua panitia, kami persilakan maju ke mimbar (logis)

6.      Kecermatan
Kalimat efektif ditulis secara cermat, tepat dalam diksi, sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda.
Contoh: Pengumuman itu diumumkan kepada umum minggu depan
                            (kurang cermat)
Pengumuman itu akan disebarluaskan kepada publik minggu depan (cermat)

7.      Kebervariasian
Kalimat yang efektif menunjukkan penggunaan kalimat yang tidak monoton yaitu menggunakan kalimat yang bervariasi.
Contoh: perhatian dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak.

8.      Ketegasan
Ketegasan dapat dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok kalimat. Untuk menonjolkan atau menekankan ide pokok dapat dilakukan cara berikut:
a.       Meletakkan kata yang ditonjolakn didepan kalimat
Contoh: angka kemiskinan makin meningkat sehingga tindak kriminal juga makin banyak ( penekanan pada angka kemiskinan )
b.      Mengurutkan kata secara bertahap
Contoh: korban tsunami di jepang ditemukan puluhan, ratusan, bahkan ribuan.
c.       Mempertentangkan ide yang ditonjolkan
Contoh: surti gemuk, tetapi gesit.
d.      Menggunakan partikel penakanan
Contoh: buanglah semua prasangka burukmu!
e.       Mengulang kata
Contoh: sudah merupakan kewajiban bagi mahasiswa untuk belajar, belajar, dan belaja.

9.      Ketepatan
Setiap kata yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili tujuan, maksud, atau pesan penulis.
Contoh: posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian berada dalam satu ruangan. (tidak tepat )
Posisi ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian dalam satu ruangan (tepat)
10.  Kebenaran sturktur
Kalimat efektif mengandung kebenaran struktur bahasa indonesia, artinya unsur-unsur yang digunakan dalam kalimat tidak memakai unsur-unsur asing atau daerah.
Contoh: kota dimana dia lahir kini hancur karena gempa (salah)
Kota tempat dia lahir kini hancur karena gempa (benar)

11.  Keringkasan
Pemakaian dan penggunaan kata yang ringkas atau pendek.
Contoh: nenek selalu memberi nasihat kepada cucu-cucunya (bentuk panjang)
Nenek selalu menasihati cucu-cucunya (bentuk ringkas)

C.    SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1.       Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.       Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

D.    TRANSFORMASI KALIMAT
Transformasi berasal dari bahasa Inggris tranformation, yaitu suatu proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk yang kompleks, maupun bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana (Keraf dalam Natawidjojo, 1986 : 37).
Jenis-jenis transformasi kalimat dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat diwujudkan setelah mengucapkan kata-kata yang ada di dalam kalimat.
Contoh : (1) Ibu Ruminah seorang guru.
               (2) Ibu, Ruminah seorang guru.
               (3) Ibu Ruminah, seorang guru.
               (4) Ibu, Ruminah, seorang guru.

b.      Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.
Transformasi aposisi yaitu perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas yang (monovalen).
Contoh : (1) Almari itu dipakai tempat baju.
               (2) Alamri itu dijual.
Bentuk transformasinya :
(1)   Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.
(2)   Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.

c.       Transformasi setara, yaitu dengan menmggunakan kata tugas dan.
Transformasi setara akan menghasilkan kalimat majemuk setara atau kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata dan.
Contoh : Hujan turun dan pohon tumbang.

d.      Transformasi disyuntif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau / tetapi.
Perubahan bentuk kalimat menghasilkan kesamaan atau ketidaksamaan. Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.
Contoh : (1) Ida makan atau Ibu tidur.
               (2) Ida makan, tetapi ibu tidur.

e.       Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar / tidak benar.
Transformasi opini merupakan pendapat subjektif si penulis.
Contoh : (1) Benar, bahwa Ani mengikut semester pendek ini.
     (2) Tidak benar, bahwa rakyat tidak makmur.

f.       Transformasi total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negatif.
Penulis menampilkan bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.
Contoh : Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.

E.     KALIMAT TOPIK
Topik ialah pokok pembicaraan atau pikiran. Topik ditentukan sebelum penulis mulai kegiatannya. Wujud topik yang akan dibicarakan ada dua :
a.       Topik yang berupa bentuk kata
Contoh : Terorisme ( bentuk kata berimbuhan) : teror + isme.
       BBM (bentuk singkatan).
       Pilkada (kalimat akronim).
       Antikorupsi (bentuk berimbuhan).
       Tsunami (bentuk kata)

b.      Topik yang berupa bentuk kalimat
Contoh : Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.
      Krisis BBM.
      Demokrasi rakyat terbentuk melalui pilkada.
      Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi.
      Kondisi sekolah pasca Tsunami.

c.       Fungsi Kalimat Topik
Kalimat topik memiliki fungsi sebagai berikut:
1)      Dapat dipakai sebagai judul karya tulis
2)      Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf
3)      Dapat dipakai dalam spanduk, leaflet, poster, iklan, dan sebagainya.

d.      Cara menyusun kalimat topik
1)      Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2)      Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang di nominalkan
3)      Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak
4)      Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa fikiran sebagai penemuan baru.
5)      Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, baik ejaan dan tanda bacanya, sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Adapun ciri-ciri kalimat efektif antara lain:

1.      Kesatuan gagasan
2.      Kesepadanan
3.      Keparalelan (kesejajaran)
4.      Kehematan
5.      Kelogisan
6.      Kecermatan
7.      Kebervariasian
8.      Ketegasan
9.      Ketepatan
10.  Kebenaran sturktur
11.  Keringkasan

Sedangkan syarat-syarat kalimat efektif antara lain:
1.      Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.      Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Transformasi yaitu suatu proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk yang kompleks, maupun bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana.
Kalimat topik ditentukan pada pokok pembicaraan atau pikiran dalam sebuah kalimat.








DAFTAR PUSTAKA

Hs, Widjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Nasuha, Yakub, dkk. 2014. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Media Perkasa.

Taufik Hidayat Zein. 2013. “KALIMAT EFEKTIF, CIRI – CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF” (online), (http://www.KALIMATEFEKTIF,CIRI–CIRI,DAN CONTOHKALIMATEFEKTIF_Taufik Hidayat Zein.htm, diakses tanggal 17 November 2013).

Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar