MAKALAH
BAHASA
INDONESIA
“KALIMAT
EFEKTIF”
Pengampu: Ibu Ardiani Kusumaningrum, S.Pd, M.Pd
Disusun Oleh :
1.
Adi Sukoco ( A210140129 )
2.
David Andriyan ( A210140132 )
3.
Anindya Kusuma
Putri ( A210140133 )
4.
Muhammad Imron
A. ( A210140135 )
5.
Unun Naimah ( A210140141 )
6.
Very Rimba N. (
A210140151 )
Kelas
D
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Permasalahan
utama dalam penulisan karya tulis ilmiah yakni berkaitan dengan penulisan
kalimat efektif. Dalam hal ini penulis harus memperhatikan susunan kalimat agar
mudah dipahami oleh pembaca sehingga tidak menimbulkan multi tafsir atau salah
pemahaman.
Dalam
penggunaan kalimat efektif, baik secara lisan maupun tertulis harus
memperhatikan struktur kalimatnya yaitu minimal terdiri atas S + P. Selain itu
pemakaian bahasa yang efektif dituntut terutama dalam pemakaian bahasa secara
resmi. Struktur kalimat bahasa Indonesia, yaitu S P O K/ Pelengkap. Apabila
struktur tersebut tidak terpenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak
lengkap strukturnya kemudian disebut kalimat yang fragmentaris.
Misal:
(1)
Ita
(kalimat fragmentaris)
(2)
Ita
memasak (kalimat efektif tidak lengkap)
(3)
Ita
memasak ayam goreng (kalimat efektif lengkap)
(4)
Ita
memasak ayam goreng di dapur (kalimat efektif lengkap).
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
pengertian kalimat efektif?
2.
Apa
saja ciri-ciri kalimat efektif?
3.
Apa
saja syarat-syarat kalimat efektif?
4.
Apakah
pengertian transformasi kalimat dan jenis-jenisnya?
5.
Apakah
kalimat topik dan jenis-jenisnya?
C.
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui apakah pengertian kalimat efektif.
2.
Untuk
mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.
3.
Untuk
mengetahui syarat-syarat kalimat efektif
4.
Menjelaskan
pengertian transformasi kalimat dan jenis-jenisnya
5.
Menjelaskan
kalimat topik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Pengertian
kalimat efektif menurut beberapa ahli:
1.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami,
serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.
Kalimat
efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.
Kalimat
efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan
Wahyudi: 2009)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, baik
ejaan dan tanda bacanya, sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau
pendengarnya.
B.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF
Adapun
ciri-ciri kalimat efektif antara lain:
1.
Kesatuan
gagasan
Kalimat efektif
hanya mengandung satu gagasan.
Contoh : melihat
perkembangan penduduk RW 02 kampung Kedunggede yang semakin padat namun tidak
didukung dengan kemampuan perekonomia yang cukup yang tanpa kita sadari bahwa
peningkatan tersebut memerlukan sarana prasarana yang memadai.
Kalimat
tersebut memiliki tiga gagasan:
a.
Perkembangan
penduduk RW 02 kampung Kedunggede semakin padat.
b.
Perkembangan
itu tidak didukung perekonomian yang cukup.
c.
Kita
tidak menyadari bahwa perkembangan itu memerlukan sarana prasarana yang
memadai.
Saran perbaikan
kalimat tersebut:
Perkembangan
penduduk RW 02 kampung Kedunggede semakin padat, tetapi tidak didukung oleh
perekonomian yang cukup dan sarana prasarana yang memadai.
2.
Kesepadanan
Kesepadanan
adalah keseimbangan pikiran (gagasan) dengan struktur kalimat. Untuk
menghasilkan kalimat yang mengandung kesepadanan perlu diperhatikan hal – hal berikut:
a.
Kalimat
memiliki subjek dan predikat yang jelas.
Contoh: tidak
diharapkan oleh bangsa manapun, tetapi kenyataannya kita harus dapat
menerimanya dengan tabah.
( apa atau
siapa yang tidak diharapkan oleh bangsa manapun?)
b.
Kata
depan tidak berada di depan subjek.
Contoh: bagi
semua mahasiswa baru harus segera konfirmasi
(bagi di
depan subjek).
c.
Konjungsi
intra kalimat tidak dipakai didalam kalimat tunggal
Contoh: saksi
tidak hadir. Sehingga persidangan ditunda minggu depan.
(sehingga
diawal kalimat)
d.
Predikat
tidak didahului konjungsi “yang”.
Contoh:
supporter Timnas Indonesia yang mengenakan baju merah putih.
(yang
didepan predikat)
e.
Subjek
tidak ganda
Contoh:
pertandingan ini saya mewakili wilayah Bekasi Barat.
(apa subjeknya:
pertandingan ini atau saya?)
3.
Keparalelan
(kesejajaran)
Kepararelan
adalah kesamaan bentuk atau makna yang digunakan didalam kalimat.
Contoh: Atika
memetiki setangkai bunga (tidak paralel makna)
Atika memetik setangkai bunga (paralel)
4.
Kehematan
Kehematan
adalah kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan, yaitu
tidak mengulang subyek, tidak memakai bentuk superordinat, tidak menggunakan
kata bersinonim, dan tidak menjamak kata yang sudah menggunakan bentuk jamak.
Contoh:
Tetangga saya membeli mobil BMW (tidak hemat)
Tetangga saya membeli BMW (hemat)
5.
Kelogisan
Kalimat
dikatakan efektif jika dapat diterima oleh akal sehat.
Contoh: Waktu
dan tempat kami persilakan (tidak logis)
Bapak Sudirman,
selaku ketua panitia, kami persilakan maju ke mimbar (logis)
6.
Kecermatan
Kalimat efektif
ditulis secara cermat, tepat dalam diksi, sehingga tidak menimbulkan tafsir
ganda.
Contoh:
Pengumuman itu diumumkan kepada umum minggu depan
(kurang cermat)
Pengumuman itu akan disebarluaskan kepada publik minggu depan
(cermat)
7.
Kebervariasian
Kalimat yang
efektif menunjukkan penggunaan kalimat yang tidak monoton yaitu menggunakan
kalimat yang bervariasi.
Contoh:
perhatian dan kasih sayang orang tua dibutuhkan anak.
8.
Ketegasan
Ketegasan dapat
dinyatakan dengan memberi penonjolan atau penekanan pada ide pokok kalimat.
Untuk menonjolkan atau menekankan ide pokok dapat dilakukan cara berikut:
a.
Meletakkan
kata yang ditonjolakn didepan kalimat
Contoh: angka
kemiskinan makin meningkat sehingga tindak kriminal juga makin banyak (
penekanan pada angka kemiskinan )
b.
Mengurutkan
kata secara bertahap
Contoh: korban
tsunami di jepang ditemukan puluhan, ratusan, bahkan ribuan.
c.
Mempertentangkan
ide yang ditonjolkan
Contoh: surti
gemuk, tetapi gesit.
d.
Menggunakan
partikel penakanan
Contoh:
buanglah semua prasangka burukmu!
e.
Mengulang
kata
Contoh: sudah
merupakan kewajiban bagi mahasiswa untuk belajar, belajar, dan belaja.
9.
Ketepatan
Setiap kata
yang digunakan perlu dipilih secara tepat dan cermat sehingga dapat mewakili
tujuan, maksud, atau pesan penulis.
Contoh: posisi
ketujuh korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian berada dalam satu
ruangan. (tidak tepat )
Posisi ketujuh
korban saat ditemukan warga dan aparat kepolisian dalam satu ruangan (tepat)
10.
Kebenaran
sturktur
Kalimat efektif
mengandung kebenaran struktur bahasa indonesia, artinya unsur-unsur yang
digunakan dalam kalimat tidak memakai unsur-unsur asing atau daerah.
Contoh: kota
dimana dia lahir kini hancur karena gempa (salah)
Kota tempat dia
lahir kini hancur karena gempa (benar)
11.
Keringkasan
Pemakaian dan
penggunaan kata yang ringkas atau pendek.
Contoh: nenek
selalu memberi nasihat kepada cucu-cucunya (bentuk panjang)
Nenek selalu
menasihati cucu-cucunya (bentuk ringkas)
C.
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1. Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar
atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
D.
TRANSFORMASI KALIMAT
Transformasi
berasal dari bahasa Inggris tranformation, yaitu suatu proses mengubah
bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk yang kompleks,
maupun bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana (Keraf dalam Natawidjojo,
1986 : 37).
Jenis-jenis transformasi kalimat
dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Transformasi
jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
Jeda adalah
perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat diwujudkan
setelah mengucapkan kata-kata yang ada di dalam kalimat.
Contoh : (1)
Ibu Ruminah seorang guru.
(2) Ibu, Ruminah seorang guru.
(3) Ibu Ruminah, seorang guru.
(4) Ibu, Ruminah, seorang guru.
b.
Transformasi
aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.
Transformasi
aposisi yaitu perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata
tugas yang (monovalen).
Contoh : (1)
Almari itu dipakai tempat baju.
(2) Alamri itu dijual.
Bentuk
transformasinya :
(1)
Almari
yang dipakai tempat baju itu dijual.
(2)
Almari
yang dijual itu dipakai tempat baju.
c.
Transformasi
setara, yaitu dengan menmggunakan kata tugas dan.
Transformasi
setara akan menghasilkan kalimat majemuk setara atau kalimat koordinat. Dua
gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata dan.
Contoh : Hujan
turun dan pohon tumbang.
d.
Transformasi
disyuntif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau / tetapi.
Perubahan
bentuk kalimat menghasilkan kesamaan atau ketidaksamaan. Penggunaan kata atau
untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi untuk menghasilkan
ketidaksamaan.
Contoh : (1)
Ida makan atau Ibu tidur.
(2) Ida makan, tetapi ibu tidur.
e.
Transformasi
opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar / tidak benar.
Transformasi
opini merupakan pendapat subjektif si penulis.
Contoh : (1)
Benar, bahwa Ani mengikut semester pendek ini.
(2) Tidak benar, bahwa rakyat tidak
makmur.
f.
Transformasi
total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negatif.
Penulis
menampilkan bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.
Contoh : Ayah
pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
E.
KALIMAT TOPIK
Topik ialah
pokok pembicaraan atau pikiran. Topik ditentukan sebelum penulis mulai
kegiatannya. Wujud topik yang akan dibicarakan ada dua :
a.
Topik
yang berupa bentuk kata
Contoh :
Terorisme ( bentuk kata berimbuhan) : teror + isme.
BBM (bentuk
singkatan).
Pilkada (kalimat akronim).
Antikorupsi (bentuk
berimbuhan).
Tsunami (bentuk kata)
b.
Topik
yang berupa bentuk kalimat
Contoh :
Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.
Krisis BBM.
Demokrasi rakyat
terbentuk melalui pilkada.
Dukungan moral terhadap
gerakan antikorupsi.
Kondisi sekolah pasca
Tsunami.
c.
Fungsi
Kalimat Topik
Kalimat topik
memiliki fungsi sebagai berikut:
1)
Dapat
dipakai sebagai judul karya tulis
2)
Dapat
dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf
3)
Dapat
dipakai dalam spanduk, leaflet, poster, iklan, dan sebagainya.
d.
Cara
menyusun kalimat topik
1)
Penulisan
karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2)
Pokok
pikiran berupa nominal atau kalimat yang di nominalkan
3)
Pokok
pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak
4)
Penulisan
skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa fikiran
sebagai penemuan baru.
5)
Pokok
pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang
sesuai dengan kaidah bahasa, baik ejaan dan tanda bacanya, sehingga mudah
dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Adapun ciri-ciri kalimat efektif
antara lain:
1.
Kesatuan
gagasan
2.
Kesepadanan
3.
Keparalelan
(kesejajaran)
4.
Kehematan
5.
Kelogisan
6.
Kecermatan
7.
Kebervariasian
8.
Ketegasan
9.
Ketepatan
10.
Kebenaran
sturktur
11.
Keringkasan
Sedangkan
syarat-syarat kalimat efektif antara lain:
1.
Secara
tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.
Mengemukakan
pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Transformasi yaitu suatu proses
mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk yang
kompleks, maupun bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana.
Kalimat topik ditentukan pada pokok
pembicaraan atau pikiran dalam sebuah kalimat.
DAFTAR
PUSTAKA
Hs, Widjono.
2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasuha, Yakub,
dkk. 2014. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Yogyakarta: Media Perkasa.
Taufik Hidayat
Zein. 2013. “KALIMAT EFEKTIF, CIRI – CIRI, DAN CONTOH KALIMAT EFEKTIF” (online),
(http://www.KALIMATEFEKTIF,CIRI–CIRI,DAN CONTOHKALIMATEFEKTIF_Taufik Hidayat
Zein.htm, diakses tanggal 17 November 2013).
Wijayanti, Sri
Hapsari, dkk. 2013. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian Karya Tulis
Ilmiah. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar