Senin, 04 Juli 2016

TUGAS METODOLOGI CONTOH PROPOSAL KUANTITATIF

Prestasi Belajar (Indeks Prestasi) Mahasiswa dalam Dimensi Motivasi Belajar dan Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS Abstrak Masalah dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan antara motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi(HMP) dengan prestasi belajar (indeks prestasi) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dengan prestasi belajar (indeks prestasi) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS. Penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling.Subjek penelitian sejumlah 60 mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi FKIP UMS pada semester III dan Vyang mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansidengan sampel sebanyak 52 mahasiswa dengan alat ukur berupa kuesioner dan dokumentasi. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dan teknik analisis korelasi ganda yang dilanjutkan dengan analisis regresi ganda dengan tingkat signifikansi hasil analisis ditentukan sebesar 5%. Data prestasi belajar (IPK) mahasiswa yang diambil Kartu Hasil Studi (KHS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Ada hubungan yang positif dan signifikan variabel motivasi belajar mahasiswa dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMSdengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,375>0,297). (2) Ada hubungan yang positif dan signifikan variabel tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,340>0,297) dan (3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS, dimana F hitung sebesar 4,868, sedangkan F tabel 3,22 dengan N=52 pada taraf signifikansi 5%. Jadi F hitung lebih besar dari pada F tabel (4,868>3,22), karena hasil penelitian menunjukkan hubungan positif dan signifikan maka dengan demikian keseluruhan uji hipotesis ini mendukung penelitian. Jadi semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa dan tingkat aktivitas organisasi mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya (IPK).   BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dan bermanfaat bagi manusia. Karena melalui pendidikan, manusia dapat dibimbing dan dididik sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat mengembangkan potensi masing-masing siswa guna mejadikan manusia yang berkualitas, berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional menurut UU nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu bukti konkrit yang menunjukkan keberhasilan mahasiswa ialah prestasi belajar yang diperolehnya di bangku perkuliahan. Sunarto (2009) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dan mengklasifikasikannya menjadi dua bagian, yaitu: 1) faktor-faktor intern; dan 2) faktor-faktor ekstern.Faktor-faktor intern, yakni faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Di antara faktor-faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah antara lain: 1) kecerdasan/intelegensi; 2) bakat; 3) minat; 4) motivasi. Adapun faktor-faktor ekstern, yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor ini antara lain: 1) keadaan lingkungan keluarga; 2) keadaan lingkungan sekolah; dan 3) keadaan lingkungan pergaulan/ masyarakat.Lingkungan keluarga memiliki peran, khususnya orang tua yang harus mendidik, mengawasi siswa dengan menyediakan berbagai fasilitas seperti sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar dan membudayakan disiplin waktu dalam belajar. Lingkungan kampus, berupa atmosfer akademik yang tinggi, iklim belajar dan beprestasi yang tinggi, yang dibangun oleh setiap elemen yang ada di kampus akan sangat menentukan seberapa besarkah motivasi beprestasi pada setiap individu mahasiswanya. Lingkungan pergaulan/ masyarakat yang berorientasi prestasi tersebut, berdasarkan banyak pengalaman, lahir dari dunia organisasi mahasiswa. Pada hakikatnya belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan diperoleh keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.Menurut Irwanto (1997:105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Kajian pendahuluandi lingkup mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UMS memperlihatkan bahwa diantara sekian banyak faktor-faktor di atas, yang mempengaruhi prestasi belajar (IPK) adalah motivasi belajar dan keadaan lingkungan pergaulan/ masyarakat, dimana menurut Slameto (2003) salah satu faktornya adalah aktivitas organisasi. Hal tersebutdiungkapkan oleh Ilham (2012)bahwa motivasi berprestasi sangat tergantung pada usaha dan upaya seseorang itu sendiri. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup, karakter, kepercayaan diri, dan skill serta berorganisasi membuka peluang untuk berprestasi.Masalah-masalah tersebut diperoleh dari hasil kuisioner awal kepada 6 orang mahasiswa, memperlihatkan urutan faktor-faktor yang paling menjadi masalah sampai faktor yang kurang menjadi masalah bagi mahasiswa, yakni faktor internal (1) motivasi (2) minat (3) bakat (4) kecerdasan/ intelegensidan faktor eksternal (1) lingkungan pergaulan/ masyarakat (aktivitas organisasi) (2) lingkungan sekolah, dan (3) lingkungan keluarga (lihat Tabel 1.1). Tabel 1.1 Hasil Kuesioner Pra Riset No. Faktor-faktor Prestasi Belajar Frekuensi (orang) Presentase (%) 1. Motivasi 2 33,33 2. Lingkungan pergaulan/ masyarakat 2 33,33 3. Bakat 1 16,67 4. Kecerdasan/ intelegensi 1 16,67 5. Minat 0 0 6. Lingkungan sekolah 0 0 7. Lingkungan keluarga 0 0 Total 6 100 % Sumber: Kuesioner pra riset Berikut ini alasan-alasan penting yang menunjukkan bagaimana peran motivasi dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa. Pertama, motivasi. Menurut Sadirman (2003), motivasi meliputi dua unsur yakni (1) mengetahui apa yang akan dipelajari, dan (2) memahami mengapa hal tersebut patut untuk dipelajari. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang kuat, akan melakukan semua kegiatan belajarnya dengan rasa semangat, penuh gairah, dan bersungguh-sungguh. Sebaliknya jika memiliki motivasi belajar yang lemah akan malas belajar bahkan tidak mau melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran. Dalam bukunya yang berjudul “Belajar Secara Efektif”, yang dikutip oleh Supartuni (2008), Hakim berpendapat bahwa yang dimaksud dengan motivasi yaitu sebagai suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Dimyati (2002), motivasi dapat dilihat dari tiga hal yaitu adanya kebutuhan. dorongan, dan tujuan. Kebutuhan, akan muncul dalam diri seseorang apabila merasa ada kekurangan pada dirinya atau dapat diartikan kebutuhan akan muncul apabila dirasakan ada rasa ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dan yang diharapkan. Dorongan merupakan suatu kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau tujuan. Dengan kata lain tercapainya tujuan berarti akan mengurangi dorongan pada diri seseorang, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang menggembirakan (Firdaus Daud, 2012: 248). Kedua, keadaan lingkungan pergaulan/ masyarakat, dengan kata lain adalah aktif berorganisasi. Menurut Arief Budi Hernawan (2013) bahwa semakin banyak kegiatan yang diikuti siswa, semakin penting kecerdasan emosional, karena dengan memiliki kecerdasan emosional, siswa mampu mengendalikan emosinya untuk terus berusaha mengejar materi yang tertinggal. Siswa mampu menjaga emosinya untuk tidak cepat menyerah dan tetap belajar meskipun kondisi yang lelah karena banyak mengikuti kegiatan. Selain itu, siswa dengan kecerdasan emosi, memiliki kemampuan yang bagus membina hubungan dengan temannya, sehingga dapat membantu mengejar materi pelajaran dengan bertanya kepada teman lain bahkan kepada kakak tingkat sekalipun karena memiliki jejaring sosial yang lebih luas. Organisasi berperan penting dalam pengembangan softskill mahasiswa. Keterlibatan mahasiswa secara aktif dalam organisasi mampu meningkatkan kemampuan softskill. Kemampuan softskill tersebut dibuktikan melalui peningkatan kecerdasan emosional (Emotional Quetient/ EQ). Aktifitas mahasiswa dalam berorganisasi selain berpengaruh terhadap perkembangan Intelegent Quotient (IQ), juga mempengaruhi tingkat kecerdasan secara emosional. Pengembangan EQ mahasiswa dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan intra maupun ekstra kampus. Sebagai contoh, keterlibatan dan keaktifan mahasiswa dalam organisasi intra kampus dapat mengasah dan memotivasi kemampuan bersosialisasi, baik antar pelaku pendidikan maupun lingkungan sekitar dan kemudian dapat meningkatkan tingkat kecerdasan secara emosional (BEM FK UNS.2009:2). Mahasiswa yang aktif berorganisasi secara konsisten semata-mata memiliki pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah sarana yang efektif dalam mengkader dirinya sendiri untuk ke depan, dimana yang diharapkan ialah dengan aktif berorganisasi khususnya pada organisasi Himpunan Mahasiswa program Studi Pendidikan Akuntansi, output mahasiswa dapat memiliki prestasi belajar yang tisak hanya mengunggulkan IQ saja, namun kecerdasan emosional yang baik agar dapat terimplementasi di dunia kemasyarakatan. Sering kali digambarkan bahwa mahasiswa yang aktif berorganisasi tetapi memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah, namun yang tidak aktif berorganisasi dapat mencapai nilai yang cumlaude, hal itu tidak bisa diputuskan sepihak, karena banyak juga aktivis yang mendapat nilai IPK cumlaude. Menurut Ulyatu Diniawati (2010), hal itu kembali kepada masing-masing individu. Yang rugi adalah bukan aktivis yang memperoleh IPK rendah, tetapi mahasiswa yang bukan aktivis yang memperoleh IPK rendah. Bertolak dari paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut dalam judul penelitian“Prestasi Belajar (Indeks Prestasi) Mahasiswa dalam Dimensi Motivasi Belajar dan Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS”. Identifikasi Masalah Relevan dengan latar belakang sebelumnya, maka masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: Kajian-kajian teoritis memperlihatkan bahwa dalam prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu motivasi belajar mahasiswa dan keaktifan berorganisasi. Faktor motivasi belajar dan keaktifan organisasi terpilih sebagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, karena memiliki beberapa masalah urgen sebagai berikut: Motivasi belajar mahasiswa yang kurang optimal. Persentase keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi sangat sedikit, namun kecerdasan emosional sangat menunjang prestasi belajar. Perlunya keseimbangan antara kecerdasan IQ dan EQ agar tercapai prestasi belajar. Batasan dan Rumusan Masalah Seperti terlihat dalam identifikasi masalah banyak kemungkinan hubungan yang dapat dipilih sebagai kajian penelitian. Namun tidak semua hubungan dikaji, tetapi hanya keaktifan organisasi dan motivasi belajar mahasiswa yang terpilih menjadi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Untuk memperjelas hal tersebut, variabel-variabel dan hubungan-hubungan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: Pengaruh motivasi belajar secara parsial (mandiri) terhadap prestasi belajar. Pengaruh tingkat aktivitas organisasiHimpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) secara parsial (mandiri) terhadap prestasi belajar. Pengaruh motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) secara simultan (bersama) terhadap prestasi belajar. Sesuai dengan hubungan yang telah dibatasi tersebut, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar? Apakah tingkat aktivitas organisasiHimpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) berpengaruh terhadap prestasi belajar? Apakah motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) berpengaruh terhadap prestasi belajar? Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah di atas, yakni: Menguji pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa. Menguji pengaruh tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi(HMP) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa. Menguji pengaruh motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi(HMP) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut: Membuktikan wacana teoritis dalamkaitannya dengan prestasi belajar aktivis organisasi. Referensi bagi peneliti berikutnya dalam mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.   BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Prestasi Belajar Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar berasal dari kata “Prestasi” dan “Belajar”. Menurut Sugono (2008), Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakan. Sedangkan pengertian dari belajar menurut Syah (2010) adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Prestasi belajar menurut Gunarso (1993:77), Winkel (1996:226), Hetika (2008:23), Harjati (2008:43), Asmara. (2009:11) adalah bukti keberhasilan seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar yang lazimnya ditunjukkan dalam tes angka nilai untuk menunjukkan pencapaian dalam hasil kerja yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan dalam waktu tertentu. Jadi dapat kita simpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan sesuatu pekerjaan secara maksimal (Lutfitasari, 2009:30). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: Faktor internal Aspek fisiologis Aspek fisiologis terdiri dari kesehatan seseorang dan cacat tubuh. Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu sehingga agar proses belajar dapat berjalan baik maka kesehatan badannya juga harus baik. Aspek psikologis Kecerdasan/ intelegensi Orang yang memiliki tingkat intelegensi tinggi maka akan lebih berhasil daripada yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai potensi untuk mencapai tingkat prestasi sesuai dengan kapasitasnya sendiri-sendiri. Minat Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengulang beberapa kegiatan. Motivasi Motivasi adalah keadaan integral organisme untuk berbuat sesuatu. Aspek kelelahan Siswa dapat belajar dengan baik apabila menghindari kelelahan dalam belajar. Faktor eksternal Faktor keluarga Cara orang tua mendidik anak sangat berpengaruh pada belajar dan hasil belajar anaknya. Selain itu, suasana rumah yang gaduh juga tidak akan memberi kenyamanan pada anak untuk belajar. Faktor lainnya adalah keadaan ekonomi keluarga. Faktor sekolah Faktor sekolah dipengaruhi oleh metode mengajar, sarana dan prasarana, serta metode belajar. Faktor masyarakat Faktor-faktor yang dapat digolongkan kedalam faktor masyarakat adalah kegiatan siswa dalam masyarakat seperti kegiatan dalam organisasi, media massa yang dapat berpengaruh bagi siswa dan teman bergaul (Kumalasari, 2010:45-47). Prestasi belajar siswa hakikatnya merupakan interaksi berbagai faktor (Handayani, 2010). Faktor tersebut antara lain faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan luar diri siswa (Khodijah, 2011:11). Menurut Nglim Purwanto (2006:112), Dalyono (2005:55), Nana Syaodih Sukmadinata (2003:162), faktor internal antara lain kecerdasan/ intelegensi, kesehatan, minat, bakat, motivasi, serta cara belajar. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekternal) antara lain keadaan lingkungan keluarga, sekolah, dan pergaulan/ masyarakat. Cara Mengukur Prestasi Belajar Suharno (2009) mengungkapkan prestasi belajar dapat diketahui setelah siswa mengalami proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Hasil dari tes dapat diketahui dengan melakukan pengukuran untuk mendapatkan skor dan nilai. Suharno (2009) juga mengatakan bahwa skor adalah bilangan yang merupakan data mentah dari hasil evaluasi yang belum diolah lebih lanjut dan nilai adalah data mentah yang telah diolah lebih lanjut dengan menggunakan aturan dan kriteria tertentu (Kumalasari, 2010:48). Syah (2008) mengatakan bahwa perguruan tinggi di Indonesia menggunakan simbol huruf-huruf A,B,C,D, dan E dalam menilai prestasi belajar dan juga menggunakan nilai angka yang berskala antara 0 sampai 4. Nilai-nilai ini dipakai untuk menetapkan indeks prestasi (IP) mahasiswa dalam setiap semester atau pada akhir penyelesaian studi (Kumalasari, 2010:48-49). Motivasi belajar Pengertian Motivasi Menurut Sardiman (2001: 71) dan Dalyono dalam buku Psikologi Pendidikan (2005: 55), motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Sedang menurut Sardiman (2003: 75), motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya(Depdiknas, 2002:756). Macam-Macam Motivasi Belajar Beberapa klasifikasi motivasi menurut ahli psikologi menurut Djamarah dalam bukunya Psikologi Belajar (1994:149-151)yaitu: Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik merupakan motif dorongan untuk melakukan sesuatu yang muncul dan tumbuhdalam diri sendiri. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai dan pemahaman mengenai mata pelajaran yang dipelajari, bukan karena yang lain seperti ingin mendapat pujian, hadiah atas prestasi yang tinggi, dan sebagainya. Anak yang memiliki motivasi intrinsik akan senantiasa berusaha untuk maju dalam belajar. Dan tidak perlu mendapat dorongan dari luar. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar, seperti contoh untuk mencapai nilai tinggi, gelar, kehormatan, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik juga diperlukan dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar, apabila siswa kurang minat dan semangat motivasi dalam belajar pada mata pelajaran tertentu. Tugas giru adalah menggairahkan dan mengembalikan semangat siswa dalam belajar dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi ekstrinsik yang positif maupun negatif sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku siswa. Motivasi positif seperti nilai angka, pujian, dan hadiah dapat merangsang siswa untuk lebih giat belajar, sebaliknya ejekan, cemoohan, dan hukuman lainnya dapat berpengaruh negatif yaitu merenggangnya hubungan antara siswa dengan guru. Sehingga dampaknya pada mata pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut tidak disukai oleh siswa (Khodijah, 2011:27-28). Indikator Motivasi Belajar Menurut Sardiman A.M (2005:83), motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Dapat mempertahankan pendapatnya. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (Khodijah, 2011:29) dan (Handayani, 2010:22-23). Tujuan Motivasi dalam Belajar Ngalim Purwanto (2003:73) mengemukakan tujuan motivasi secara umum adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi (Handayani, 2010: 23). Oleh karena itu, perlunya memotivasi diri sendiri dalam belajar, hal tersebut dikarenakan diri sendiri yang lebih tahu latar belakang dan kebutuhan yang kita perlukan guna mencapai prestasi belajar yang optimal. Peranan Motivasi dalam Belajar Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar mengajar seperti yang telah dikemukakan oleh Hamzah B. Uno (2009: 27-28), antara lain: Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar. Motivasi dapat dijadikan sebagai penguat belajar apabila seorang anak dihadapkan pada sebuah permasalahan yang harus dipecahkan, dan hanya dapat selesaikan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Motivasi akan memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan merasa tertarik untuk belajar sesuatu apabila hal yang akan dipelajari sedikitnya memberi manfaat bagi anak tersebut. Menentukan ketekunan belajar. Seorang anak akan belajar dengan baik dan tekun apabila telah memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dengan harapan memperoleh hasil yang optimal. Sebaliknya jika anak tidak memiliki motivasi untuk belajar, dia akan tidak tahan lama dalam belajar, bahkan mudah tergoda hal lain yang membuatnya untuk tidak belajar. Sehingga motivasi sangat erpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan dalam belajar (Khodijah, 2011:26). Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Aktivitas Pengertian Aktivitas Menurut Sugono (2008) aktivitas dapat diartikan sebagai keaktifan atau kegiatan (Kumalasari, 2010: 40). Pembagian Aktivitas Dua golongan aktivitas menurut Sobur (2003) yaitu: Golongan aktif yaitu golongan yang hanya dengan alasan yang lemah saja sudah mau bergerak untuk melaksanakan kegiatan. Sifat-sifat golongan ini antara lain suka bergerak, tidak mudah menyerah, mudah mengerti dan mempunyai pandangan luas. Golongan tidak aktif yaitu golongan yang walaupun ada alasan-alasan yang kuat untuk menjalankan suatu kegiatan, masih belum mau melaksanakan kegiatan tersebut. Sifat-sifat golongan ini antara lain mudah menyerah atau cepat putus asa, menganggap berat suatu masalah dan pandangan sempit (Kumalasari, 2010: 40). Organisasi Pengertian Organisasi Keaktifan menurut Sugono (2008) berasal dari kata “aktif” yang berarti kegiatan; kesibukan. Sedangkan Nurdiana (2007) mengatakan bahwa keaktifan merupakan suatu perilaku yang dapat dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seseorang untuk aktif dalam suatu kegiatan. Menurut Gibson, dkk (1995), organisasi adalah suatu unit yang terkoordinasi yang terdiri atas setidaknya 2 orang yang berfungsi untuk mencapai tujuan umum. Pengertian organisasi juga dikatakan oleh Thoha (2007) bahwa organisasi adalah kolektivitas orang-orang yang bekerja sama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Proses Organisasi Menurut Gibson (2005) proses organisasi dibagi dalam beberapa macam sebagai berikut: Proses Komunikasi, merupakan proses yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya termasuk bagian-bagiannya. Proses Pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan dalam organisasi tergantung pada tujuan yang tepat dan pengidentifikasian sarana untuk mencapai tujuan. Proses Evaluasi Prestasi, proses ini harus dilakukan seorang pimpinan untuk mengevaluasi prestasi individu dan kelompok dalam organisasi. Sistem yang diterapkan pada evaluasi bergantung pada perilaku organisasi, struktur, dan proses. Proses Sosialisasi dan Karir, pada proses ini ditekankan bahwa kesuksesan seseorang dalam suatu karir di organisasi paling tidak sebagian tergantung pada tingkatan dimana ia mengadaptasikan dirinya pada tuntutan organisasi (Kumalasari, 2010:41). Manfaat Berorganisasi Organisasi intra kampus merupakan suatu wadah pengembangan diri mahasiswa yang dapat memainkan tiga fungsi strategisnya (penyampai kebenaran, agen perubahan, dan generasi penerus masa depan), hal tersebut sesuai hasil Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013 oleh Febriana, dkk dalam kutipan Maslow (1988, dalam Potter & Perry) yang menyatakan bahwa dalam organisasi, mahasiswa dapat beraktualisasi dalam rangka mengembangkan diri secara non-akademik, sehingga mahasiswa aktivis harus mengorbankan sebagian dari pikiran, tenaga, materi, dan waktu untuk kegiatan organisasi yang diikutinya. Oleh karena itu, ini akan berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa aktivis. Disamping itu, organisasi memberikan soft skill di luar akademis yang tidak diajarkan khusus di akademik. Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Aktivis Aktivis menurut KBBI adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya, dalam dunia politik dan pemerintahan artinya seseorang yang menggerakkan (demonstrasi dsb). Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Himpunan mahasiswa adalah organisasi mahasiswa di tingkat jurusan atau program studi di suatu perguruan tinggi. Keberadaan himpunan mahasiswa haruslah berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa. Himpunan mahasiswa jurusan atau program studi merupakan media bagi anggotanya untuk mengembangkan pola pikir dan kepribadian yang berkaitan dengan disiplin ilmunya agar siap terjun ke masyarakat. (Sumber Wikipedia). Ada empat sendi pengembangan skill dan knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa 1) akademik oleh HMP, 2) sosial politik oleh BEM dan SENAT/DPM, 3) minat bakan oleh UKM, 4) keagamaan oleh lembaga mahasiswa berbasis agama. Keempat sendi aktivitas mahasiswa tersebut harus berjalan secara sinergis dan terintegrasi dengan harmonis sehingga pengembangan softskill mahasiswa di perguruan tinggi dapat dicapai dengan komplit (Ilham, 2012). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 155/U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan dijelaskan bahwa organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi (Caesari, dkk. 2013: 165). Penelitian yang Relevan Firdaus Daud (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Hasil penelitiannya tersebut menunjukan bahwa: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Hal teraebut dibuktikan nilai F = 50,391signifikansi pada taraf 5 persen, ni1ai P= 0,000,R=0,770 dan nilai t untuk regresi ganda yaitu 6,547untuk kecerdasan emosional dan 4,505 untuk motivasibelajar, nilai koefisien determinasi 0,594 yangberarti bahwa 59,4 persen hasil belajar Biologi siswaSMA Negeri 3 di Kota Palopo, ditentukan oleh kecerdasan emosional dan motivasi belajar, dan 40,6 persenditentukan oleh variabel lain yang tidak masuk dalampenelitian ini, hal ini berarti bahwa semakin positifkecerdasan emosional dan semakin tinggi motivasibelajar maka akan semakin tinggi pula hasil belajarsiswa SMA Negeri 3Kota Palopo. Siti Khodijah (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hasil penelitiannya tersebut menunjukan bahwa: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dibuktikan dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,625, koefisien determinasi (R²) sebesar 0,39 dan nilai t hitung sebesar 4,18. Jika dibandingkan dengan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% maka nilai t hitung > t tabel (4,18>1,699). Rita Handayani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X Dan XI IPS SMA N 1 Minggir Sleman Tahun Ajaran 2009/2010. Hasil penelitiannya tersebut menunjukan bahwa: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik secara bersama-sama terhadap prestasi belajar geografi siswa kelas X dan XI IPS di SMA N 1 Minggir Sleman Tahun Ajaran 2009/2010. Dibuktikan dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,438, koefisien determinasi (R²) sebesar 0,192 dan nilai F sebesar 4,868. Jika dibandingkan dengan dengan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dan db 2/43 yaitu sebesar 3,21 maka nilai F hitung > F tabel (4,868>3,21). Mei Lina Fitri Kumalasari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Perbedaan Prestasi Belajar Berdasar Tingkat Aktivitas dalam Organisasi Ekstrakurikuler pada Mahasiswa D IV Kebidanan UNS. Hasil penelitiannya tersebut menunjukan bahwa: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat aktivitas dalam organisasi ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar pada mahasiswa D IV Kebidanan UNS. Dibuktikan dengan uji t tak berpasangan diperoleh hasil p = 0,003. Karena p < 0,05 dan t tabel dengan α = 0,05 adalah 2,000 (t tabel < t hitung) maka berarti ada perbedaan prestasi belajar berdasar tingkat aktivitas dalam organisasi ekstrakurikuler pada mahasiswa D IV Kebidanan UNS dimana nilai rata-rata prestasi belajar pada mahasiswa yang aktif organisasi ekstrakurikuler lebih baik dibanding prestasi belajar mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi ekstrakurikuler. Yuliariska Lutfitasari (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Aktivitas dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar Pengurus OSIS Periode 2008/2009 dalam Mata Pelajaran PKN di Tingkat SMA-MA Se Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Hasil penelitiannya tersebut menunjukan bahwa: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara aktifitas dalam OSIS dan kedisiplinan terhadap prestasi belajar pengurus OSIS Periode 2008/2009 dalam Mata Pelajaran PKN di Tingkat SMA-MA Se Kecamatan Subah Kabupaten Batang sebesar 71,8% dan sisanya 28,2% disebabkan oleh faktor-faktor lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya harga koefisien korelasi (R) sebesar 0,869, koefisien determinasi (R²) sebesar 0,756 dan nilai F hitung sebesar 35,345 yang lebih besar dari harga r product moment pada taraf signifikan 4%, maka nilai F hitung > F tabel (35,345 >20,934). Kerangka Konseptual Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar yang lazimnya ditunjukkan dalam tes angka nilai untuk menunjukkan pencapaian dalam hasil kerja yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan dalam waktu tertentu. Tinggi rendahnya suatu prestasi belajar siswa, dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa, seperti: kecerdasan/ intelegensi, kesehatan, minat, bakat, motivasi, serta cara belajar) dan faktor eksternal (yang berasal dari luar diri siswa, antara lain: keadaan lingkungan keluarga, sekolah, dan pergaulan/ masyarakat). Hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar Motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan yang dengan tujuan tertentu. Usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya.Oleh karena itu siswa akan memotivasi diri dengan kuat sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal. Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Adapun indikator dari motivasi belajar antara lain: tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, dan tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, serta senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Motivasi memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Peranan motivasi dalam belajar antara lain untuk menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, dan menentukan ketekunan belajar. Dengan adanya motivasi, siswa akan tergerak untuk belajar dan melakukan kegiatan secara tekun dan ulet agar tujuannya tercapai. Tujuan yang diharapkan disini yaitu adanya prestasi belajar yang tinggi sebagai hasil dari proses belajar (prestasi belajar). Gambar 2.1 Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar Hubungan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dengan prestasi belajar Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Organisasi intra kampus merupakan suatu wadah pengembangan diri mahasiswa yang dapat memainkan tiga fungsi strategisnya (penyampai kebenaran, agen perubahan, dan generasi penerus masa depan). Himpunan mahasiswa jurusan atau program studi merupakan media bagi anggotanya untuk mengembangkan pola pikir dan kepribadian yang berkaitan dengan disiplin ilmunya agar siap terjun ke masyarakat dimana dalam organisasi, mahasiswa dapat beraktualisasi dalam rangka mengembangkan diri secara non-akademik. Oleh karena itu, ini akan berpengaruh pada prestasi belajar mahasiswa aktivis. Disamping itu, organisasi memberikan soft skill di luar akademis yang tidak diajarkan khusus di akademik. IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi belajar seseorang. Ada faktor-faktor lain yang turut andil mempengaruhi perkembangan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut diperoleh kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain sebagai berikut: 1) pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul; 2) perkembangan dan pengukuran otak; dan 3) kecerdasan (intelegensi) emosional(http://ditptksd.go.id, 2008), dimana faktor-faktor tersebut yang tidak didapat mahasiswa dalam dunia perkuliahan secara akademik adalah kecerdasan (intelegensi) emosional. Hat itu dapat diperoleh mahasiswa melalui aktivitas berorganisasi. Gambar 2.2Pengaruh tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap prestasi belajar Untuk menjadi mahasiswa sebagai calon tenaga pendidik yang berkualitas, selain berprestasi dalam bidang akademik, perlu didukung pula memiliki lima kemampuan dasar menurut Helmi dalam bukunya yang berjudul “Model Mahasiswa yang Berdaya Saing” yaitu Intelegent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), Information and Technology (IT)dan English Skill. Selain itu, motivasi yang tinggi dalam belajar akan lebih menunjang keberhasilan dalam proses belajar. Semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa dan semakin aktif dalam berorganisasi dapat meningkatkan prestasi belajar (indeks prestasi) mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, motivasi yang rendah dan tidak aktif berorganisasi pada mahasiswa maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Mengingat prestasi belajar dipengaruhi oleh kedua faktor seperti pada gambar 2.1 dan gambar 2.2, maka dalam penelitian ini kedua hubungan tersebut akan diteliti baik secara parsial maupun simultan, dengan paradigma sebagai berikut: Gambar 2.3 Pengaruh motivasi belajar dan tingkataktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP)terhadap prestasi belajar Keterangan: X1: motivasi belajar X2: tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Y: prestasi belajar Garis Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar (hubungan partial). Garis Pengaruh Tingkat Aktivitas Organisasi HimpunanMahasiswa Program Studi (HMP)terhadap Prestasi Belajar (hubungan partial). Garis Pengaruh Motivasi Belajar dan Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap Prestasi Belajar (hubungan simultan). Paradigma di atas memperlihatkantiga bentuk hubungan, sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Hipotesis Penelitian Mengingat adanya tiga hubungan seperti pada kerangka konseptual di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini juga terdapat tiga buah, diantaranya: Hipotesis pertama: Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa Hipotesis kedua: Aktifitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP)berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mahasiswa. Hipotesis ketiga: Motivasi belajar dan aktifitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.   BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel Independen (bebas): Motivasi belajar (X1) diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar. Indikator motivasi belajar menurut Sardiman A.M (2005:83) antara lain: Tekun menghadapi tugas. Ulet menghadapi kesulitan. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Dapat mempertahankan pendapatnya. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (Khodijah, 2011:29) dan (Handayani, 2010:22-23). Tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS(X2)merupakan tingkat keaktifan mahasiswa berorganisasi dalam salah satu sendi aktivitas mahasiswa yaitu tingkat jurusan (Ilham. 2012). Indikatornya adalahturut berpartisipasi atau aktif dalam segala kegiatan yang diselenggarakan (baik sebagai panitia maupun peserta) oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS (Kumalasari, 2010:55). Variabel Dependen (terikat): Prestasi belajar (Y) merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan sesuatu pekerjaan secara maksimal. Indikator prestasi belajar menurut Suharno (2009) siswa mengalami proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Dan menurut Syah (2008), simbol huruf-huruf A,B,C,D, dan E digunakan untuk menilai prestasi belajar dengan skala antara 0 sampai 4. Nilai-nilai tersebut dipakai untuk menetapkan indeks prestasi (IP) mahasiswa dalam setiap semester atau pada akhir penyelesaian studi (Kumalasari, 2010:48-49). Dan prestasi belajar tersebut diukur dengan IPK semester III dan V. Seluruh indikator di atas menjadi ukuran-ukuran dalam penelitian ini yang kemudian akan dikembangkan menjadi instrumen penelitian (lihat lampiran pengembangan instrumen penelitian). Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan kurang lebih selama tiga bulan. Mulai bulan Maret-Mei 2016. Tempat penelitian ini mengambil lokasi di Kampus I UMS. Pemilihan Kampus I UMS tepatnya pada ruang perkuliahan B0205, B0206, C301b, C0302, C0303, dan C0304 serta kantor Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS dikarenakan sanggar dimana para aktivis HMP berkumpul dan berorganisasi. Populasi dan Sampel Populasi Populasi menurut Sutrisno Hadi (1996: 220) adalah keseluruhan individu sebagai objek penelitian, yaitu sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Lutfitasari. 2009:44). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester III dan V Pendidikan Akuntansi FKIP UMSyang aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP)yang terdiri dari 60 orang. Sampel Sudijono (1997:266) mengatakan bahwa sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya diteliti, yang dipilih atau ditetapkan untuk keperluan analisa (Khodijah, 2011:40). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random samplingkarena mempunyai strata semester. Subjek penelitian sejumlah 60 mahasiswa S1 Pendidikan Akuntansi FKIP UMS pada semester III dan V yang mengikuti organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi. Sedangkan penentuan jumlah sampel menggunakan rumusan Slovin menurut Umar (2000)sebagai berikut: N 60 n = = --------------------- = 52,17 dibulatkan 52 1+Ne2 1+[60x(0.05)2] Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (dalam penelitian ini digunakan 5 % atau 0,05) (Sutrisno,2016:8). Jumlah mahasiswa pada semester III ada 40 mahasiswa dan semester V ada 20 mahasiswa. Jadi didapatkan perbandingan 40:20=2:1. Jumlah sampel tiap strata: Semester III: 2/3 x 52 = 34,67 Semester V: 1/3 x 52 = 17,33 Jadi jumlah sampel pada semester III dan Vadalah 35 mahasiswa dan 17 mahasiswa. Tabel 3.1 Jumlah populasi dan sampel No. Strata Semester Populasi Sampel 1 III (tiga) 40 35 2 V (lima) 20 17 Jumlah 60 52 Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini dikumpulkan dengan cara menggunakan instrumen angket/kuisioner dan data yang ada. Angket digunakan untuk menjaring data tentang pemberian motivasi (X1) dan tingkat aktivitas organisasiHimpunan Mahasiswa Program Studi (X2) sedangkan data prestasi belajar (IPK) mahasiswa (Y) diambil dari nilai Kartu Hasil Studi (KHS) pada semester III dan V yang aktif dalam organisasi HMP pada tahun ajaran 2016/2017 dan 2017/2018. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto, 2006:149). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah peneliti persiapkan untuk mendapatkan berbagai data mengenai berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMSmahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMSterhadap prestasi belajar. Kuisioner/ angket Kuesioner dalam penelitian ini termasuk kuesioner tertutup artinya responden langsung menjawab pada jawaban yang telah disediakan (Sutrisno Hadi, 1995:158) dengan memberi tanda check (√) pada jawaban yang dipilih. Instrument akan mengacu pada kisi-kisi yang telah disusun (Handayani, 2010:35). Motivasi belajar Instrumen motivasi belajar dikembangkan dari indikator yang diadaptasi dari Sardiman A.M (2005:83). Jumlah butir instrumen sebanyak 10 buah yang disusun dalam skala rating (rating scale), sedangkan opsi jawaban sebanyak 4 pilihan (1,2,3,4). Tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Instrumen tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dikembangkan dari indikator yang diadaptasi dari Ilham (2012). Jumlah butir instrumen sebanyak 10 buah yang disusun dalam skala rating (rating scale), sedangkan opsi jawaban sebanyak 4 pilihan (1,2,3,4). Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket Jawaban Skor SS=Sangat Setuju 4 S=Setuju 3 TS=Tidak Setuju 2 STS=Sangat Tidak Setuju 1 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS Variabel Indikator Jumlah Item Nomor Item Motivasi Belajar Tekun menghadapi tugas. Ulet menghadapi kesulitan. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. Lebih senang bekerja mandiri. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin. Dapat mempertahankan pendapatnya. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 2 1 2 1 1 1 1 1 1,3 5 2,6 4 7 8 9 10 Prestasi Belajar IPK pada semester III dan V dalam Kartu Hasil Studi (KHS) - - Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Tingkat Aktivitas Organisasi HMP Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS Variabel Indikator Jumlah Item Nomor Item Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi FKIP UMS Aktif Disiplin Kreativitas 5 5 5 1,3,4,9,14 2,6,10,11,15 5,7,8,12,13 Prestasi Belajar IPK pada semester III dan V dalam Kartu Hasil Studi (KHS) - - Dokumentasi Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian (Khodijah, 2011:42). Prestasi belajar Adapun data-data yang berhasil diperoleh dari penelitian ini adalah data nilai IPK pada Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa semester III dan V. Uji Coba Instrumen Sebelum angket digunakan sebagai alat ukur maka angket tersebut perlu diuji coba terlebih dahulu. Setelah angket diedarkan oleh peneliti dan dijawab oleh responden maka hasilnya dianalisis dengan: Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan angket. Angket dikatakan valid apabila mampu mengukur dan mengungkapkan data secara tepat. Uji validitas padainstrumenini digunakan pengujian validitas isi (Content Validity). Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen setelah dikonsultasikan dengan ahli maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item (Kumalasari, 2010:58). Pengujian ini menggunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu dengan rumus: Keterangan: N= Jumlah Subjek X= Skor tiap Item Y = Skor Total (∑▒X)2= Kuadrat Jumlah Skor Item ∑▒X2= Jumlah Kuadrat Skor Item (∑▒〖Y)〗2= Kuadrat Jumlah Skor Total ∑▒Y = Jumlah Kuadrat Skor Total (Handayani, 2010:37 dalam buku Arikunto, 2006:170). Menurut Sugiono (2008: 134) suatu butir dalam instrumen dikatakan valid apabila r hitung lebih dari atau sama dengan 0,30. Butir-butir yang digunakan dalam pengumpulan data adalah butir-butir yang sahih. Setelah dikonsultasikan r hitung lebih dari atau sama dengan 0,30, terdapat butir soal yang gugur, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.5 Tabel butir soal angket yang gugur Variabel Jumlah Butir Semula Nomor Butir Gugur Jumlah Butir Gugur Jumlah Butir Valid Motivasi Belajar (X1) 10 1 1 9 Tingkat Aktivitas Organisasi HMP (X2) 15 - - 15 Sumber: Data Primer Hasil uji validitas menunjukkan bahwa untuk angket variabel motivasi belajar (X1) dengan jumlah 10 butir soal diperoleh 9butir valid dan 1 butir gugur atau tidak valid yaitu nomor 3. Sedangkan angket tingkat aktivitas organisasi HMP (X2) sebanyak 15 butir soal diperoleh 15 butir valid. Butir-butir yang valid inilah yang digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini, sedangkan butir yang tidak valid peneliti akan mengganti dengan pertanyaan yang lebih baik dari pertanyaan sebelumnya. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui keajegan instrumen dalam mengumpulkan data penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut ketika dipakai untuk mengukur suatu gejala yang sama dalam waktu yang berlainan akan menunjukan hasil yang sama. Dalam menguji reliabilitas instrumen dipergunakan rumus Alpha,rumus ini digunakan karena angket atau kuisioner yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak terdapat jawaban yang bernilai salah atau nol. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Suharsimi Arikunto (2006: 196) ”Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”. Rumus Alpha adalah sebagai berikut: Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh diinterpretasikan dengan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi menurut Sugiono (2008:231) berikut: Tabel 3.6Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi: Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan software SPSS versi 21for windowsdengan uji keterandalan teknik Cronbach Alpha. Adapun ringkasan hasil uji reliabilitas tersaji dalam tabel berikut ini: Tabel 3.7Hasil Uji Reliabalitias Instrumen Variabel Reliabilitas Interpretasi Motivasi Belajar (X1) 0,808 Sangat Kuat Tingkat Ativitas Organisasi HMP (X2) 0,783 Kuat Sumber: Data primer Berdasarkan ringkasan hasil analisis hasil uji reliabilitas instrumen dengan bantuan programSPSS versi 21 diatas dapat diketahui bahwa variabel motivasi belajar(X1) diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,808, variabel ini berada dalam kategori sangat kuat, sedangkan untuk variabel tingkat aktivitas organisasi HMP (X2) diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,783. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk masing-masing variabel dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini. Teknik Analisis Data Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis I dan II, yaitu untuk mngetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajarterhadap prestasi belajar(IPK), dan hubungan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar (IPK). Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment pada taraf signifikansi 5%. Rumus ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui signifikasinya maka jika telah diperoleh rxysebagai hasil r hitung kemudian akan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga atau nilai r hitung sama atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 52 mahasiswa (r hitung ≥ r tabel), maka koefisien korelasi yang diuji adalah signifikan, namun jika (r hitung< r tabel),sebaliknya r hitung lebih kecil dari pada r tabelmaka koefisien korelasi yang diuji adalah tidak signifikan. Adpun rumus dari korelasi Product Moment dari Pearson adalah sebagai berikut: Analisis Korelasi Ganda Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis ini adalah sebagai berikut: Mencari koefisian korelasi antar kriterium Y dengan X₁ dan X₂ menggunakan rumus Sutrisno Hadi sebagai berikut: Keterangan: Ry(1,2) : koefisien antara Y dan X1, X2 a : koefisien prediktor ∑X1Y : perkalian antara variabel X1dan Y ∑X2Y : perkalian antara variabel X2 dan Y ∑Y2 : jumlah kuadrat Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22). Mencari persamaan garis regresi dengan dua prediktor Keberartian regresi ganda diuji dengan mencari harga F dengan rumus sebagai berikut: Adapun hasil perhitungan korelasi Product Moment melalui SPSS versi 21 for Windows, untuk menguji hipotesispertama dan kedua dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.8. Ringkasan hasil analisis korelasi antara variabel X dengan variabel Y Variabel Harga r Harga r2 Keterangan Bebas Terikat r tabel r hitung X₁ Y 0,375 0,297 0,141 Positif- signifikan X₂ Y 0,340 0,297 0,116 Positif-signifikan Sumber: Data primer Selanjutnya pengujian hipotesis ketiga menggunakan analisis korelasi ganda dengan dua prediktor. Namun dalam perhitunganya menggunakan program SPSS versi 21For Windows dengan menggunakan analisis regresi ganda. Adapun ringkasan hasil analisis regresi ganda dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.9 Ringkasan hasil regresi Model Koefisien Motivasi Belajar (X₁) 0,438 Tingkat Aktivitas Organisasi HMP (X₂) 0,378 Konstanta 20,486 R 0,438 r2 0,192 Sumber: Data primer Berdasarkan tabel 3.9 hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar lebih besar (0,438) dibandingkan dengan tingkat aktivitas organisasi (0,378). Dengan demikian semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa, semakin tinggi pula prestasi belajarnya.  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Data Penelitian Responden dalam penelitian ini berjumlah 52 orang yang merupakan mahasiswa semester III dan V yang aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Akuntansi Periode 2016/2017 dan 2017/2018.Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu motivasi belajar (X1), tingkat aktivitasorganisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (X2) dan variabel terikat yaitu prestasi belajar (IPK) mahasiswa (Y). Penelitian ini mendiskripsikan dan menguji hubungan dari variabel terikat, maka pada bagian ini akan disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.Variabel motivasi belajar telah diketahui sebesar 0,438 sedangkan variabel tingkat aktivitasorganisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi sebesar 0,378. Variabel Motivasi Belajar Mahasiswa Berdasarkan hasil angketyang disampaikankepada52 orang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel motivasi belajar mahasiswa (X1),diperoleh skor tertinggi sebesar 63 dan skor terendah yang diperoleh adalah sebesar 47. Dari skor tersebut diperoleh harga Mean sebesar 56,5, Median sebesar 57, Modus sebesar 55, dan Standar Deviasi sebesar 3,93257. Tabel 4.1 Distribusi skor motivasi belajar mahasiswa No. Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1. Kurang (47,00 – 53,00) 10 19,23 2. Sedang (53,10 – 60,00) 30 57,69 3. Tinggi (60,10 – 63,00) 12 23,08 Jumlah 52 100 Sumber: Data primer Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa 19,23% berada dalam kategori kurang dengan jumlah frekuensi10mahasiswa, 57,69% berada dalam kategori sedang dengan jumlah frekuensi 30mahasiswa, dan 23,08% berada dalam kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 12mahasiswa. Jadi sebagian besar (57,69%) motivasi belajar mahasiswa berada dalam kategori sedang. Variabel Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (X2) diperoleh skor tertinggi sebesar 82 dan skor terendah yang diperoleh 65 dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar 73,4773 Median (Me) sebesar 73,5, Modus (Mo) sebesar 72, dan Standar Deviasi (SD) adalah sebesar 3,72602. Tabel 4.2Distribusi skor motivasi belajar intrinsik siswa No. Klasifikasi Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1. Kurang (<70) 17 32,7 2. Sedang (70-77) 27 51,92 3. Tinggi (>77) 8 15,38 Jumlah 52 100 Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa 32,7% berada dalam kategori kurang dengan jumlah frekuensi 17mahasiswa, 51,92% berada dalam kategori sedang dengan jumlah frekuensi 27mahasiswa, dan 15,38% berada dalam kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 8 siswa. Jadi sebagian besar (51,92%) tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi berada dalam kategori sedang. Variabel Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa Untuk variabel Y diperoleh skor tertinggi = 7,4, skor terendah = 5,3, nilai rata-rata = 6,4857, varians = 0,313 dan standar deviasi = 0,559. Prestasi belajar pada penelitian ini diperoleh dari KHS mahasiswa semester III dan V. Dari KHS pada penelitian ini didapatkan IPK terendah adalah 2,23dan nilai tertinggi adalah 3,83. Prestasi belajar pada mahasiswa yang aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) didapatkan nilai tertinggi 3,83 dan nilai terendah 2,47dengan standar deviasi 0,29 dan mean 3,1105. Prestasi belajar pada mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) didapatkan nilai tertinggi 3,20 dan nilai terendah 2,23 dengan standar deviasi 0,32 dan mean 2,7940. Pengujian Prasyarat Statistik Uji Linieritas Uji linieritas hubungan dapat diketahui dengan menggunakan uji F, yang dimaksud dengan uji F dalam analisis ini adalah harga koefisien F pada baris defiation from linierty yang tercantum dalam ANOVA Table dari output yang dihasilkan oleh SPSS versi 21For Windows, selanjutnya nilai F dikonsultasikan dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria yang digunakan yaitu garis regresi. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linier apabila F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel, dan dikatakan tidak linier apabila F hitung lebih besar dari F tabel. Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Linieritas Variabel dp p Harga F Kesimpulan F hitung F tabel X₁ - Y 13/43 0,66 0,785 1,92 Linier X₂ - Y 14/43 0,87 0,565 1,92 Linier Sumber: Data primer Berdasarkan tabel 4.3 di atas, nilai signifikansi hubungan antara variabel X₁, X₂ pada taraf signifikansi 5% dan harga F hitung lebih kecil dari pada F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen linier. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas. Apabila hasil analisis yang dilakukan tidak terjadi multikolinieritas maka pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan korelasi ganda dapat dilakukan dalam penelitian ini. Hasil uji multikolinieritas secara ringkas dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas Variabel X₁ X₂ X₁ 0,377 1,000 X₂ 1,000 0,377 Sumber: Data primer Berdasarkan tabel 4.4 di atas bahwa hasil uji multikolinieritas antar variabelbebas yang dihitung dengan menggunakan SPSS versi 21For Windows, menunjukkan bahwa interkorelasi antar variabel bebas 0,377. Seluruh interkorelasi antar variabel bebas tidak ada yang melebihi 0,800. Dengan demikian tidak terjadi multikolinieritas antar variabel sehingga analisis regresi ganda dapat dilanjutkan. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk pengujian hipotesis peneliti menggunakan taraf signifikansi 5%, kemudian harga yang diperoleh dari perhitungan statistik dikonsultasikan dengan perhitungan tabel baik itu hipotesis yang menggunakan analisis bivariat dengan membandingkan r hitung dengan r tabel maupun analisis korelasi ganda dengan membandingkan antar F hitung dengan F tabel. Apabila diketahui r hitung dengan F hitung lebih besar dari r tabel dengan F tabel maka koefisien korelasi dikatakan signifikan dan sebaliknya. Untuk menguji hipotesis, teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi Product Moment yang dihitung dengan menggunakan SPSS versi 21For Windows, yaitu untuk menguji hipotesis pertama dan kedua. Sedangkan hipotesis yang ketiga menggunakan analisis korelasi ganda dengan dua prediktor. Adapun hasil perhitungan korelasi Product Moment melalui SPSS versi 21For Windows, untuk menguji hipotesis pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Ringkasan hasil analisis korelasi antara variabel X dengan variabel Y Variabel Harga r Harga r2 Keterangan Bebas Terikat r tabel r hitung X₁ Y 0,375 0,297 0,141 Positif-signifikan X₂ Y 0,340 0,297 0,116 Positif- signifikan Sumber: Data primer Uji Hipotesis Pertama (Hubungan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa) Hipotesis yang pertama menyatakan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS. Dari hasil analisis data di atas menunjukan korelasi Product Moment antar motivasi belajar dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa sebesar 0,375 (r hitung). Dan harga koefisien determinasi (r²) sebesar 0,141. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5 % untuk menguji taraf signifikasinya. Harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5 % dan N = 52 adalah 0,297 hasil ini menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajarterhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi periode 2016/2017 dan 2017/2018, berarti semakin tinggi motivasi belajar semakin tinggi pula prestasi belajar (IPK) mahasiswa. Uji Hipotesis Kedua (Hubungan Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terdapat Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa) Hipotesis kedua menyatakan bahwa ada hubungan positif antara tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi periode 2016/2017 dan 2017/2018. Dari hasil analisis data diatas menunjukkan korelasi Product Moment antar tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa sebesar 0,340 (r hitung). Dan harga koefisien determinasi (r²)sebesar 0,116. Kemudian hasil tersebutdikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5% untuk menguji taraf signifikasinya. Harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 52adalah 0,297. Hasil ini menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi periode 2016/2017 dan 2017/2018, berarti semakin tinggi motivasi tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) semakin tinggi pula prestasi belajar mahasiswa. Uji Hipotesis Ketiga (Hubungan Motivasi Belajar Intrinsik dan Ekstrinsik terhadap Prestasi Belajar Geografi) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi(HMP) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS periode 2016/2017 dan 2017/2018.Pengujian hipotesis ketiga ini menggunakan analisis korelasi ganda dengan dua prediktor. Namun dalam perhitunganya menggunakan program SPSS versi 21For Windows dengan menggunakan analisis regresi ganda. Adapun ringkasan hasil analisis regresi ganda dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6. Ringkasan hasil regresi Model Koefisien Motivasi Belajar (X₁) 0,438 Tingkat Aktivitas Organisasi HMP (X₂) 0,378 Konstanta 20,486 R 0,438 r2 0,192 Sumber: Data primer Berdasarkan tabel 4.6 hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar lebih besar (0,438) dibandingkan dengan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) sebesar (0,378). Dengan demikian semakin tinggi motivasi belajar siswa, semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Pembahasan Hasil Penelitian Hubungan Antara Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar (X₁) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa (Y). Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien r hitung sebesar 0,375. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% untuk menguji taraf signifikansi korelasinya. Harga koefisien korelasi pada r tabel pada taraf signifikansi 5% dan N=52 adalah 0,297. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan sehingga jika motivasi belajar mahasiswa tinggi maka akan memperoleh prestasi belajar (IPK) mahasiswa yang tinggi pula. Hubungan Antara Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) (X₂) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa (Y). Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien r hitung sebesar0,340. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% untuk menguji taraf signifikansi korelasinya. Harga koefisien korelasi pada r tabel pada taraf signifikansi 5% dan N=52 adalah 0,297. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan sehingga jika tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) tinggi maka akan memperoleh prestasi belajar (IPK) yang tinggi pula. Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Tingkat Aktivitas Organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap Prestasi Belajar (IPK) Mahasiswa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS periode 2016/2017 dan 2017/2018. Pengujian hipotesis ketiga ini menggunakan analisis korelasi ganda dengan dua prediktor. Namun dalam perhitunganya menggunakan SPSS versi 21 For Windowsdengan menggunakan analisis regresi ganda. Hasil penelitian ketiga ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari motivasi belajar (X₁) dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) (X₂) dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS periode 2016/2017 dan 2017/2018 (Y). Berdasarkan hasil analisis program SPSS versi 21For Windows dengan menggunakan analisis regresi ganda ditemukan F hitung sebesar 4,868 pada taraf signifikansi 5% adalah F tabel sebesar 3,22. Harga F hitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti kedua variabel ini mempunyai hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang diajukan diterima, ditunjukan dengan F hitung lebih besar dari F tabel (4,868>3,22). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa motivasi belajardan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) secara bersama-sama memiliki hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa. Melalui analisis regresi juga dapat diketahui sumbangan efektif X₁, X₂ dengan Y sebesar 19,2%, berarti variabel motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) di FKIP UMStermasuk kecil dan masih banyak variabel-variabel lain yangkontribusinya lebih besar, tetapi tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai barikut: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajarterhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi periode 2016/2017 dan 2017/2018 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung 0,375 lebih besar dari harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 52 adalah 0,297. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi periode 2016/2017 dan 2017/2018 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas. Hal ini dibuktikan dengan hasil r hitung 0,340 lebih besar dari harga koefisien korelasi pada r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan N = 52 adalah 0,297. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi periode 2016/2017 dan 2017/2018 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas. Hasil dari tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) lebih kecil dari pada motivasi belajar, dengan demikian perlu ditingkatkan tingkat aktivitas organisasi, karena semakin tinggi motivasi belajar dan tingkat aktivitas organisasi, semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji korelasi ganda yang dalam penghitunganya menggunakan program SPSS versi 21For Windows dengan menggunakan analisis regresi ganda diperoleh koefisien korelasi (R) 0,438, koefisien determinasi (R²) sebesar 0,192 dan nilai F sebesar 4,868. Jika dibandingkan dengan dengan nilai F tabel pada taraf signifikansi 5% dan db 2/43 yaitu sebesar 3,21 maka nilai F hitung>F tabel (4,868>3,21) Saran Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan saran-saran sebagai berikut: Bagi Pihak Fakultas dan Mahasiswa Bagi pihak fakultas Supaya prestasi belajar (IPK) mahasiswa dapat meningkat, yaitu dengan menciptakan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi belajar mahasiswa agar mahasiswa termotivasi dalam belajar baik dari dalam maupun dari luar diri mahasiswa seperti dengan metode mengajar dosen yang bervariasi, praktik lapangan, contohnya program kunjungan industri, selain itu pihak fakultas dapat bekerjasama baik dengan organisasi-organisasi di kampus, baik di lingkup jurusan khusunya, fakultas maupun universitas pada umumnya, karena semakin tinggi motivasi belajar mahasiswa dan tingkat aktivitas organisasi mahasiswa akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya (IPK). Bagi pihak mahasiswa Mahasiswa sebagai agen of change hendaknya senantiasa menjadi mahasiswa yang aktif baik dalam perkuliahan (akademik) maupun dalam humanisme (kemasyarakatan). Hal tersebut dapat diperoleh dengan melalui motivasi belajar yang kuat dan tingkat aktivitas organisasi yang dapat meningkatkan kemampuan secara soft skill yang sangat diperlukan dalam dunia kemasyarkatan (dunia kerja) nantinya. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini memberikan informasi bahwa ada hubungan antara motivasi belajar mahasiswa dan tingkat aktivitas organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) dengan prestasi belajar (IPK) mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP UMS periode 2016/2017 dan 2017/2018sebesar 19,2%. Hasil tersebut menunjukkan prestasi belajar (IPK) mahasiswa masih dipengaruhi oleh variabel lain, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar tersebut selain yang diteliti dalam penelitian ini.   DAFTAR PUSTAKA Caesari, Yasinta Karina, dkk. 2013. “Kuliah Versus Organisasi” Studi Kasus Mengenai Strategi Belajar Pada Mahasiswa Yang Aktif Dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Undip Volume 12 Nomor 2 Daud, Firdaus. 2012. Kecerdasan Emosional (EQ) dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA 3 Negeri Kota Palopo. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 19, Nomor 2 Departemen Luar Negeri, BEM FK UNS. 2009. Pengaruh Aktivitas Organisasi Terhadap Kecerdasan Emosional Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Artikel Ilmiah Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Febriana, Betie, dkk. 2013. Hubungan Antara Keaktifan Organisasi dengan Prestasi Belajar (Indeks Prestasi) Mahasiswa Fakultas Ilmu KeperawatanUniversitas Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013 Handayani, Rita. 2010. Hubungan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X dan XI IPS SMA N 1 Minggir Sleman Tahun Ajaran 2009/2010. Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi Ilham. 2012. Motivasi Berprestasi Melalui Organisasi Mahasiswa. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Artikel Ilmiah Kandoli, Louisa Nicolina. 2011. Motivasi Dan Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Tata Hidang di Jurusan PKK FakultasTeknik Universitas Negeri Manado. Publikasi Ilmiah. Volume 2, Nomor 2,hal 98-104 Kepmendikbud. 1998. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 155 /U/1998 Tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Depdikbud (Tanpa tanggal). Diunduh dari: http://www.dikti.go.id/Archive2007/OrgMhs.html. Khodijah, Siti. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Penelitian Pada Anak Yatim di SMPYPMS Kedaung). UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi Kumalasari, Mei Lina Fitri. 2010. Perbedaan Prestasi Belajar Berdasar Tingkat Aktivitas Dalam Organisasi Ekstrakurikuler Pada Mahasiswa D IVKebidananUNS. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Artikel Ilmiah Lutfitasari, Yuliariska. 2009. Pengaruh Aktivitas Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pengurus OSISPeriode 2008/2009 Dalam Mata Pelajaran PKn diTingkat SMA-MA Se Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Universitas Negeri Semarang. Skripsi Sardiman A. M. 2005. Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Bina aksara Supartini. 2008. Hubungan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa di SMK Al-Hidayah I Jakarta Selatan. Sekolah Tinggi Keguruan& Ilmu Pendidikan (STKIP) Purnama Jakarta. Skripsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar