Minggu, 24 April 2016

LAYANAN DALAM BIMBINGAN KONSELING

A.    KEGIATAN LAYANAN
1.      Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan (seperti lingkungan sekolah) baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperanya peserta didik dilingkungan yang baru itu.
Pelayanan orientasi biasanyadilaksanakan pada awal program pelajaran baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib sekolah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan orientasi adalah:
a.       Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
b.      Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang berhasil disekolah.
c.       Anak-anak dari lelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi.
Ada baiknya layanan orientasi juga diberkan kepada orang tua siswa juga,hal ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi orientasi akan membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah dengan sebain-baiknya.

2.      Layanan Informasi
Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi pendidikan, jabatan dll) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.
Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:260-261)ada tiga alasan utama mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan.
a.       Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya.
b.      Memungkinkan individu dapat menentukan arah  hidupnya “kemana dia ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi-informasi yang ada itu.
c.       Setiap individu adalah unik.

Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:261-268) pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas.
1)      Informasi pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.
2)      Informasi jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan diri selanjutnya.
3)      Informasi sosial budaya
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah tertentu.
Metode Layanan Informasi
Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:269-271) Pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:


a.       Ceramah
b.      Diskusi
c.       Karya Wisata
d.      Buku panduan
e.       Konferensi karier



3.      Layanan Penempatan/ Penyaluran
Yaitu layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler) sesuai dengan potensi, bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
Jenis-jenis layanan penempatan dan penyaluran
1)      Penempatan dan Penyaluran Siswa di Sekolah
Penempatan dan penyaluran siswa di sekolah sangatlah diperlukan
karena hal ini dapat memberikan penyesuaian dan pemeliharaan terhadap
kondisi diri siswa. Adapun jenis-jenis dari layanan penempatan dan penyaluran siswa di sekolah tersebut yaitu:
a.       Layanan penempatan di dalam kelas
b.      Penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar.
c.       Penempatan dan penyaluran kedalam kegiatan ekstra kurikuler
d.      Penempatan dan penyaluran ke jurusan/program studi
2)      Penempatan dan penyaluran lulusan
Setelah menjalani pembelajaran selama 12 tahun, seorang siswa pasti mempunyai cita-cita untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan ingin langsung bekerja. Oleh karena itu, layanan penempatan dan penyaluran ini diorientasikan pada pendidikan lanjutan dan pekerjaan/jabatan.
a.       Penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan
b.      Penempatan dan penyaluran ke dalam pekerjaan/ jabatan

4.      Layanan Pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap, kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainya.
Metode dan teknik
a.       Penguasaan konten Seorang konselor menguasai konten dengan berbagai aspeknya yang akan menjadi isi layanan. Hal yang paling penting adalah daya inprovisasi konselor dalam membangun konten yang dinamis dan kaya.
b.      Teknik
·         Penyajian, konselor menyajikan pokok konten setelah para peserta disiapkan sebagaimana mestinya.
·         Tanya jawab dan diskusi, konseor mendorongpartisipasi aktif dan langsung peserta didik.
·         Kegiatan lanjutan, sesuai dengan penekanan aspek tertentu dari konten dilakukan berbagai kegiatan   lanjutan berupa :


-           Diskusi kelompok
-           Penugasan dan latihan terbatas
-            Survey lapangan, studi keputusan
-           Percobaan
-           Latihan tindakan


c.       Media pembelajaran 
Menggunakan berbagai alat peraga (alat peraga langsung, contoh, replica, dan miniature), media tulis dan grafis, peralatan dan program elektronik (radio dan rekaman, OHP, computer, LCD), penggunaan media ini akan meningkatkan aplikasi high-tech.
d.      Waktu dan tempat
Layanan PKO dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja sesuai dengan kesepakatan konselor dengan peserta layanan, makin besar paket konten semakin banyak waktu yang diperlukan.
e.       Penilaian
Secara umum penilaian terhadap hasil layanan PKO diorientasikan yang akan diperolehnya UCA (Understanding – pemahaman, Confort – perasaan lega, dan Action – rencana kegiatan pasca layanan). Secara khusus, penialaian layanan PKO ditekankan kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari. Penilaian hasil layanan diselenggarakan dalam tiga tahap : 
·         Penilaian segera (laiseg), penilaian yang diadakan segera menjelang diakhirinya setiap layanan kegiatan
·         Penilaian jangka pendek (laijapen), penilaian yang diadakan beberapa waktu (satu minggu sampai satu bulan) setelah layanan kegiatan.
·         Penilaian jangka panjang (laijapan), penilaian yang dilakukan setelah satu bulan atau lebih pasca layanan. Laijapen dan laijapan dapat mencakup penilaian terhadap konten untuk sejumlah sesi layanan PKO, khususnya untuk rangkaian konten-konten yang berkelanjutan. Format dan penilaian dapat tertulis maupun lisan.

f.       Keterkaitan
Diantara berbagai layanan konseling, layanan PKO dapat berdiri sendiri. Selain itu layanan PKO dapat menjadi isi layanan-layanan konseling lainnya. Dengan demikian, upaya penguasaan konten tertentu dapat di integrasikan ke dalam layanan orientasi, informasi, penempatan, dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Bentuk keterkaitannya dapt berupa integrasi, dan juga tindak lanjut. Dalam menangani seseorang atau sejumlah klien, konselor perlu mencermati kebutuhan klien dalam penanganan masalahnya.

5.      Layanan Konseling Perorangan
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didikmendapatkan layanan langsung tatap mukadengan guru BK dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang di deritanya.

6.      Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu

7.      Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah yang dibahas adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
Materi layanan konseling kelompok dapat mencakup hal-hal sebagai berikut (Prayitno dalam Vitalis, 2008:64):


a.       Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat, dan penyalurannya
  1. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan kekuatan diri dan perkembangannya
  2. Perencanaan dan aktualisasi diri
  3. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima atau menyampaikan gagasan, ide, opini, perilaku, dan hubungan sosial
  4. Mengembangkan hubungan dengan peer group, baik di sekolah maupun di luar sekolah
  5. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar, dan berlatih, serta melatih teknik-teknik penguasaan materi pelajaran
  6. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di Perguruan Tinggi
  7. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihannya
  8. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan prospek masa depan
  9. Pemantapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri.


Teknik Layanan Konseling Kelompok
Terdapat dua teknik layanan konseling kelompok antara lain (Tohirin, 2007:182):
1.      Teknik Umum (pengembangan dinamika kelompok) 
Secara umum, teknik-teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti oleh seluruh anggota kelompok untuk mencapai tujuan layanan. Adapun teknik-teknik tersebut secara garis besar meliputi antara lain :
a.       Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka
b.      Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan, diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi
c.       Dorongan minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota kelompok
d.      Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan
e.       Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehendak
2.      Teknik Permainan Kelompok
Dalam layanan konseling kelompok dapat diterapkan teknik permainan baik sebagai sebagai selingan maupun sebagai wahana (media) yang memuat materi pembinaan tertentu. Permainan kelompok yang efektif harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut :


a.       Sederhana
b.      Menggembirakan
c.       Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
d.      Meningkatkan keakraban
e.       Diikuti oleh semua anggota kelompok



B.     KEGIATAN PENDUKUNG
1.    Aplikasi Instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (konseli), lingkungan maupun lingkungan yang lebih luas.
2.    Penyelenggaraan Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik (konseli).
3.    Konferensi Kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak.
4.    Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan bagi terentaskanya permasalahan yang dialami peserta didik (konseli) melalui kunjungan rumahnya.

Selasa, 19 April 2016

BAB IV MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB IV
MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN

A.    Manajemen SDM
MSDM adalah pengembangna dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional, dan internasional. ( Faustino, 2003: 5)

B.     Pengadaan Personalia
Dalam rangka pengadaan personil atau rekrut personil terutama guru, banyak cara yang dapat dipakai, yaitu:
a.       Spoils systems, yaitu system pengadaan personil yang didasarkan pada kesamaan kepartaian,  dalam arti pengisian pekerjaan atau jabatan yang ada di usahakan teman separtai, tanpa atau kurang memperhatikan apakah kandidat memenuhi kualifikasi atau tidak.
b.      Nepotism systems yaitu cara mengadakan personil yang di dasarkan pada hubungan kekeluargaan.
c.       Menit systems yakni cara pengadaan personil berdasarkan kecakapan yang dimiliki.
d.      Career systems yakni cara pengadaan personil yang pada awalnya didasarkan pada kecakapan sedang pada proses lanjut, selain kecakapan pada masa kerja, loyalitas dan syarat kerja lainnya turut mendukung.
e.       Sistem prestasi, cara ini terutama berlaku bagi personil lama yang hendak naik pangkat atau hendak menduduki jabatan yang lebih tinggi. Kenaikan pangkat di dasarkan pada kecakapan dan prestasi kerja yang dimiliki. Kecakapan dibuktikan dengan lulus ujian sedang prestasi dibuktikan dengan melalui karya nyata.

C.     Penggunaan Karir Tenaga Kependidikan

D.    Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

E.     Etika Profesi
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi serta mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Prinsip dasar di dalam etika profesi:
  1. Tanggung jawab
·         Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
·         Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.

  1. Keadilan
  2. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
  3. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
  4. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
  5. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.

BAB III MANAJEMEN PESERTA DIDIK

BAB III
MANAJEMEN PESERTA DIDIK

A.    Pengertian Manajemen Peserta Didik
Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.

B.     Perencanaan Peserta Didik
1.      Rekrutmen; proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu sesuai dengan perencanakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.      Seleksi; suatu proses menemukan tenaga kerja (tenaga pendidik) yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Biasanya dengan menggunakan surat lamaran.
  1. Penempatan; peserta didik di tempatkan di kelas jurusan sesuai dengan keahliannya.
  2. Orientasi; program yang dirancang untuk menolong peserta didik ( yang lulus seleksi) mengenal sekolah tempat mereka melakukan kegiatan belajar mengajar.
  3. Pengembangan; dapat di definisikan sebagai suatu proses merekayasa perilaku perta didik sehingga merekai dapat menunjukan prestasi dan hasil belajar yang maksimal.
  4. BK; memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.
  5. Mutasi; pemindahan sekolah peserta didik.
  6. Fasilitas layanan; fasilitas layanan harus tersedia agar memudahkan segala aktivitas pembelajaran.
  7. Pemberhentian; pemberhentian peserta didik dapat dengan cara kelulusan, drop out atau pindah sekolah.

C.     Pembinaan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan  sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

D.    Evaluasi Peserta Didik
Ø  Tujuan umum dari evaluasi peserta didik adalah:
a.       Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan peserta didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b.      Memungkinkan pendidik/guru menilai kativitas/pengalam yang didapat.
c.       Menilai metode mengajar yang digunakan.
Ø  Tujuan khusus dari evaluasi peserta didik adalah:
a.       Merangsang kegiatan peserta didik
b.      Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegiatan belajar peserta didik.
c.       Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d.      Untuk memperbaiki mutu pembelajaran/cara belajar dan metode belajar
E.     Mutasi Peserta Didik
1.      Mutasi Intern
Mutasi intern adalah mutasi yang dilakukan oleh peserta didik di dalam sekolahan itu sendiri. Umumnya, peserta didik demikian hanyalah pindah kelas saja, dalam suatu kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini, dilakukan oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya.
2.      Mutasi Ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan dalam satu tingkatan.
Faktor penyebab:
Ø  Yang bersumber dari peserta didik sendiri adalah:
a.       Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran di sekolah tersebut.
b.      Tidak suka dengan sekolah tersebut, atau merasa tidak cocok.
c.       Malas.
d.      Ketinggalan dalam pelajaran.
e.       Bosan dengan sekolahnya.
Ø  Yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah:
a.       Mengikuti orang tua pindah kerja.
b.      Dititipkan oleh orang tuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena ditinggal tugas belajar ke luar negeri
c.       Mengikuti orang tua yang sedang tugas belajar.
d.      Disuruh oleh orang tuanya pindah.
e.       Orang tua merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut.
f.       Mengikuti orang tua pindah rumah.
g.      Mengikuti orang tua transmigrasi.

Ø  Yang bersumber dari lingkungan sekolah adalah:
a.       Lingkungan sekolah yang tidak menarik.
b.      Fasilitas sekolah yang tidak lengkap.
c.       Guru di sekolah tersebut sering kosong.
d.      Adanya kebijakan-kebijakan sekolah yang dirasakan berat oleh peserta didik.
e.       Sulitnya sekolah tersebut dijangkau, termasuk oleh transportasi yang ada.
f.       Sekolah tersebut dibubarkan, karena alasan-alasan, seperti kekurangan murid.
g.      Sekolah tersebut dirasakan peserta didik tidak bonafid, seperti rendahnya angka kelulusan setiap tahun.

Ø  Yang bersumber dari lingkungan teman sebaya, yaitu:
a.       Bertengkar dengan teman.
b.      Merasa diancam oleh teman.
c.       Tidak cocok dengan teman.
d.      Merasa terlalu tua sendiri dibandingkan dengan teman-teman sebayanya.
e.       Semua teman yang ada di sekolah tersebut, berlainan jenis dengan dirinya, sehingga merasa sendirian
f.       Semua teman yang ada di sekolah tersebut berlainan strata dengan dirinya.

Ø  Yang bersumber dari lain-lain adalah:
a.       Seringnya sekolah tersebut dilanda banjir
b.      Adanya peperangan yang mendadak sehingga di sekolah tersebut tidak memungkinkan untuk belajar.
c.       Adanya bencana alam di wilayah atau daerah tempat sekolah tersebut berada.

d.      Sekolah tersebut tiba-tiba ambruk, karena sudah terlalu tua.