Selasa, 19 April 2016

kisi kisi kemuhammadiyahan ums'14 unun

A.    TAJDID/ PEMBAHARUAN DI DUNIA ISLAM
1.      Pengertian TAJDID
Jawab:
TAJDID menurut bahasa adalah Pembaharuan (proses memperbaharui sesuatu yang dipandang rusak/ usang). Menurut istilah berarti menghidupkan ajaran Qur’an dan As-Sunnah yang telah banyak ditinggalkan umatnya, dan memurnikan pemahaman dan pengamalan agama Islam dari hal-hal yang tidak berasal dari agama Islam.

2.      Tujuan TAJDID (dalam Muhammadiyah)
Jawab:
Tajdid bertujuan untuk memfungsikan Islam sebagai Hudan, Furqon, dan Rohmatan Lil’alamin, termasuk mendasari dan membimbing perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Artinya berapapun Muhammadiyah mengadopsi berbagai model pembaharuan dalam aspek pengembangan SDM, manajemen organsiasi, strategi dakwah dan kebudayaannya, tetapi Muhammadiyah selalu menunjukkan konsistensinya untuk kembali kepada spirit Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3.      Periode Pembaharuan Islam
Jawab:
1)      Ibnu Taimiyah (1263-1328)
2)      Muhammad Ibnu Abdul Wahhab (1730-1791)
3)      Jamaluddin A-lAfghani (1838/1839-1897)
4)      Muhammad Abduh (1848-1905)
5)      Muhammad Rasyid Ridha

4.      Perbandingan Pandangan Tokoh Klasik dan Modern tentang TAJDID/ Pembaharuan Islam
v  Ibnu Taimiyah (klasik)
Corak pemikiran:
a.       Empiris dan rasionalis. Empiris artinya ”ia mengakui bahwa kebenaran itu hanya ada dalam kenyataan, bukan dalam pemikiran”. Dan Rasionalis artinya “ia tidak mempertentangkan antara akal dan naql (Al-Qur’an dan Hadis) yang shahih”.
b.      Menolak logika sebagai metode berfikir deduktif yang tidak dapat digunakan untuk mengkaji materi keislaman secara hakiki.
c.       Materi keislaman hakiki hanya dapat diketahui melalui eksperimen dan pengamatan langsung.
d.      Upaya Pembaharuan:
1)      Sebagian besar aktifitasnya diarahkan untuk memurnikan paham tauhid.
2)      Menggalakkan umat Islam agar semangat kembali dalam menggali ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Hadis.
3)      Perlunya Ijtihad dan menentang Taqlid.
4)      Dalam berijtihad, tidak terikat pada madzhab atau imam.
5)      Dalam bidang Hukum Islam, diterapkan metode  berdasarkan hikmah, dan bukan pada ‘illat.

B.     TAHAPAN dan PROSES BERDIRINYA MUHAMMADIYAH
1.      Bagaimana Proses Berdirinya Muhammadiyah?
Jawab: ada lima langkah oleh KH Ahmad Dahlan
a.       Berdiskusi dengan guru-guru Kwekschool (Budihardjo dan R. Dwijosewojo).
b.      Berdiskusi dengan orang-orang dekat untuk mencari nama yang tepat bagi organisasi yang akan didirikan.
c.       Mengajukan permohonan kepada Hooddbestuur Budi Utomo agar mengusulkan kepada pemerintah Hindia-Belanda untuk berdirinya Muhammadiyah.
d.      Mengadakan rapat-rapat persiapan peresmian/ proklamasi berdirinya Muhammadiyah.
e.       Memproklamirkan berdirinya Muhammadiyah (dihadiri oleh masyarakat umum, Sri Sultan HB VII serta pejabat lainnya yang diundang).

2.      Bagaimana Bunyi Tujuan Muhammadiyah?
Jawab:
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.” (mengembalikan rumusan terdahulu agar sesuai dengan jiwa dan gerakMuhammadiyah yang sebenarnya yakni bersumber pada Al-Qur’an dan Hadis).

3.      Berapa kali mengalami perubahan?
Jawab: 7 (Tujuh) kali perubahan.
a.       Permulaan berdirinya Muhammadiyah
-          Menyebarkan pengajaran agama Islam kepada penduduk pribumi.
-          Memajukan agama Islam kepada anggota.

b.      Setelah Muhammadiyah meluas ke berbagai daerah diluar Yogjakarta
-          Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda.
-          Memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam kepada sekutu.

c.       Masa pendudukan Jepang
-          Menyiarkan agama Islam.
-          Melakukan pekerjaan kebaikan umum.
-          Memajukan pengetahuan serta budi pekerti kepada anggota.

d.      Setelah Muktamar Muhammadiyah ke-31 di Yogjakarta (1950)
-          Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

e.       Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Yogjakarta (1959)
-          Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

f.       Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta (1985)
-          Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

g.      Muktamar Muhammadiyah ke-34 di Jakarta (2000)
-          Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

C.     IDENTITAS MUHAMMADIYAH
1.      Jelaskan Identitas Muhammadiyah! Ayat Al-Qur’an!
Jawab:
a.       Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
ð  Semua kegiatan yang dilakukan berdasarkan ajaran Islam yang telah diyakini kebenarannya.
b.      Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah
ð  Seruan dan ajakan (kewajiban) kepada seluruh umat manusia yang sasarannya individu/ perorangan (bagi yang telah beragama Islam bersifat pemurnian dan yang belum beragama Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam) dan masyarakat (bersifat perbaikan hidup, bimbingan, serta peringatan agar senantiasa amar ma’ruf nahi munkar) untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
c.       Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid
ð  Selalu mengadakan pembaharuan-pembaharuan baik dalam bidang agama (purifikasi) maupun bidang mu’amalah dunyawiyah.



D.    TBC (Tahayul, Bid’ah, dan Churofat)
1.      Jelaskan istilah TBC dan berilah contohnya!
Jawab:
a.       Tahayul adalah kepercayaan terhadap perkara ghaib, yang kepercayaan itu hanya didasarkan pada kecerdikan akal, bukan didasarkan pada sumber Islam, baik al-Qur’an maupun al-hadis. Takhayul merupakan bagian dari khurâfat. Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya
b.      Bid’ah adalah
-          Selamatan dengan kenduri dan tahlil yang menggunakan lafal Islam. Contoh dzikir-dzikir sufi, perayaan Isra’ Mi’raj, ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mu’tazilah, dan Rafidhah.
c.       Churofat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang. Misalnya:
-          Mohon kepada yang mbaurekso

-          Penghormatan kuburan orang-orang suci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar